Ahad 09 Nov 2014 21:27 WIB

Kerja Sama Indonesia-Cina, Antara Peluang dan Kewaspadaan

Rep: C97/ Red: Winda Destiana Putri
Militer Cina
Foto: AP
Militer Cina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerja sama antara Indonesia dan negara tirai bambu semakin erat sejak kepemimpinan Jokowi. Salah satunya dalam bidang militer. Hal ini memberikan peluang sekaligus kewaspadaan bagi NKRI.

Menurut Muradi Pengamat Militer, Cina memiliki perkengkapan militer yang baik. Dan sudah seharusnya negara tersebut mampu membantu Indonesia dalam moderenisasi angkatan bersenjata.

"Ditambah lagi cina memiliki jangkauan geografis yang luas. Tentunya pengalaman militer Cina sangat mumpuni", kata Muradi, Ahad (9/11).

Seharusnya Cina mampu membuka diri dan ikut berkontribusi dalam pembangunan ketahanan Indonesia sebagai sekutu baru.

"Selain itu Indonesia jadi punya sikap yang jelas di kancah Internasional", tutur Muradi. Karena selama pemerintahan SBY hubungan dua negara ini selalu tidak jelas. Kerja sama ini bukan lagi dilatarbelakangi oleh persamaan ideologis. Tapi lebih pada pertimbangan keuntungan yang dapat diperoleh masing-masing negara.

Namun tampaknya kerja sama ini tidak hanya sebatas militer. Muradi berpendapat jika Indonesia bisa memanfaatkan kerja sama ini dengan baik, pasti Indonesia bisa memperoleh manfaat yang besar. Jika tidak makka akan terjadi yang sebaliknya.

Beberapa negara mungkin akan memandang sinis kerja sama ini. Karena sebelumnya kiblat Indonesia adalah negara barat. "Bisa jadi ada negara yang tidak suka dengan kerja sama ini", kata Muradi.

Tantangan terbesar Indonesia terhadap Cina di bidang ekonomi. Menurut Hikmanto Juwana kerja sama Cina-Indonesia dalam bidang harus diwaspadai. Sebab Cina agresif terhadap sumber daya alam indonesia.

"Kita masih menjadi market untuk produk Cina", kata Hikmanto.

Banyak produk Cina yang masuk ke Indonesia dengan kualitas dan harga rendah. Hal ini dapat menyulitkan pedagang kecil untuk bersaing. Jika tidak ada proteksi lebih lanjut pengusaha pribumi bisa terancam. Walau begitu persahabatan dengan Cina harus tetap dijaga.

Sedangkan dalam konflik Laut Cina Selatan, Indonesia akan tetap dan harus memosisikan dirinya sebagai juru damai. Terkecuali jika Cina mulai mengancam kedaulatan Indonesia dengan mengganggu wilayah Natuna, Indonesi harus bertindak.

"Sebab itu terkait kedaulatan negara", kata Hikmanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement