REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kebun raya diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, kata Kepala Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Baturraden Dinas Kehutanan Jawa Tengah Soegiharto.
"Pada dasarnya potensi kebun raya sebagai sumber belajar tidak hanya terbatas pada koleksi tumbuhan, tetapi juga termasuk seluruh aktivitas dalam pengelolaan kebun raya dan budaya lokal setempat," katanya di Yogyakarta, Sabtu Malam.
Pada seminar "Pendidikan Biologi dan Biologi Fakultas MIPA UNY", ia mengatakan bentuk-bentuk pemanfaatan kebun raya untuk kepentingan pendidikan yang telah ada saat ini antara lain untuk praktikum biologi, kuliah lapangan, praktek kirja lapangan, "outbond", dan pengenalan lingkungan bagi anak usia dini.
"Kebun Raya Baturraden, meskipun masih tergolong kecil, telah dimanfaatkan oleh para pelajar dan mahasiswa antara lain dari Fakultas Biologi Unsoed, Fakultas Kehutanan UGM, Fakultas Biologi Unnes, dan Fakultas MIPA UNY serta Sekolah Alam Baturraden sebagai sumber belajar," katanya.
Menurut dia, pada 2013 sebanyak 785 orang telah berkunjung ke Kebun Raya Baturraden untuk keperluan belajar. Selain untuk keperluan sumber belajar yang bersifat harian juga telah dimanfaatkan untuk kepentingan magang dan praktik kerja lapangan bagi para mahasiswa jurusan biologi dan kehutanan.
"Pada 2014 melalui kerja sama dengan Fakultas MIPA UNY telah dilaksanakan penelitian Kajian Faktor Biotik dan Abiotik Anggrek di Kebun Raya Baturraden," katanya.
Ia mengatakan tantangan terbesar bagi kebun raya khususnya kebun raya di daerah adalah mengoptimalkan potensi yang ada untuk kepentingan penelitian. "Bagaimana data potensi koleksi tumbuhan, ekosistem, dan aktivitas pengelolaan kawasan yang ada dapat dijadikan materi penelitian baik yang dilakukan sendiri maupun pihak lain," katanya.