REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan Ketum Demokrat, Anas Urbaningrum, mencuit tentang dilema kenaikan BBM bagi PDIP. Dia menyatakan bagi partai berlambang moncong putih, hal ini tidaklah mudah.
“Jelas penuh dilema,” tulis Anas dalam akun twitternya @anasurbaningrum. Cuitan ini disalin oleh admin yang didapat dari tulisan tangan Anas.
“Maaf, itu kalaupun akhirnya PDIP resmi mendukung kenaikan harga BBM. Sampai sekarang belum ada sikap resmi.” Lanjut Anas.
Hal ini tercermin dari geliat sejumlah politisi PDIP yang tetap gencar menolak kenaikan harga BBM. Mereka tidak bisa mengingkari naluri mereka sendiri bahwa kenaikan BBM memberatkan hati dan menyengsarakan kehidupan.
Dia menjelaskan, kenaikan harga BBM bukan berkonteks salah dan benar. Kenaikan harga BBM adalah pilihan strategi kebijakan tentang subsidi dan pembangunan. “Hanya itu saja,” imbuhnya.
Yang pasti, ada ongkos dan konsekuensi dari setiap kebijakan yang diputuskan. “Kalau dalam Bharatayuda konteksnya adalah perang "antar elite", urusan BBM terkait erat dengan hajat rakyat,” imbuhnya.
Anas menegaskan, kenaikan harga BBM menyangkut kemiskinan, kaum miskin dan ruang hidupnya yang sempit.