REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Mahfud MD (MMD) Initiative mengungkapkan, Bengkulu harus menjadi poros maritim Indonesia pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Bapak Jokowi sudah mengikrarkan Indonesia akan menjadi poros maritim dunia, dan sudah seharusnya Provinsi Bengkulu menjadi poros maritim Indonesia," ujar Ketua Dewan Pembina MMD Initiative Provinsi Bengkulu, Ridwan Mukti di Bengkulu, Sabtu (8/11).
Karena, kata dia, Bengkulu sudah memiliki sektor pendukung yang lengkap. Menurut dia, Bengkulu memiliki perairan yang panjang, luas dan strategis jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia.
"Kita memiliki perairan yang langsung menuju ke samudera, perairan lepas, terbentang sepanjang 525 kilometer dan berada di tempat strategis. Namun sekarang belum terkelola dengan baik," kata dia.
Ia menjelaskan, dengan rencana negara maritim di bawah kepemimpinan Jokowi, seharusnya menjadikan peluang dan nilai positif Bengkulu. Setidaknya untuk menarik minat pemerintah pusat agar membangun sektor maritim provinsi itu.
"Di pesisir barat pulau Sumatera, hanya ada dua pelabuhan, yakni Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu, dan Teluk Bayur di Sumatera Barat, sedikitnya pelabuhan menjadi tidak menarik bagi jalur transportasi kapal, dan lebih memilih melewati bagian timur pesisir Sumatra," katanya.
Sementara itu, menurut Ridwan, bagian timur menuju selat Malaka merupakan jalur transportasi kapal yang padat dan banyak menimbulkan kecelakaan.
"Sedangkan di bagian barat merupakan laut lepas, jalur kapal luas. Ini seharusnya menjadi nilai positif, asal dapat merealisasikan beberapa sektor pendukung," katanya.
Setidaknya, kata dia, kapal membutuhkan daerah persinggahan untuk mengisi bahan bakar, persediaan makanan serta air minum. Karenanya, harus dibangun beberapa pelabuhan penyangga yang baru di Bengkulu.
"Dibutuhkan dua atau tiga pelabuhan penyangga di Bengkulu atau sekitar sembilan pelabuhan untuk pesisir selatan Jawa, sampai ke pesisir barat Sumatra guna menghidupkan nadi kemaritiman di barat Indonesia, dan perairan Bengkulu akan menjadi akses keluar masuk menuju Asia, Eropa, Afrika bahkan Amerika," ujarnya.