REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Reyna Usman mengatakan, TKI di Singapura, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan (Korsel) memiliki sifat konsumerisme yang lebih tinggi dari pada TKI di Timur Tengah. Mereka mengikuti gaya hidup metropolitan di negara-negara tersebut.
"TKI di negara-negara tersebut sangat suka berganti warna cat rambut dan handphone. Kalau temennya punya Ipad, mereka tak mau kalah, ingin memiliki juga," kata Reyna.
Mereka juga suka "nongkrong" di kafe-kafe. Sehingga gaya hidupnya cenderung lebih boros.
Seharusnya, ujar Reyna, TKI sebelum berangkat ke negara tujuan punya cita-cita seperti membangun rumah atau mencari modal usaha. Sehingga saat di negara tujuan bisa menabung, bukan mengikuti gaya hidup metropolitan.
Di tempat terpisah, Kusmun, TKI yang baru saja pulang dari Korea Selatan mengatakan, gaya hidup di Korsel sangat metropolis.
"Di mana-mana banyak kafe buat 'nongkrong', itu godaan yang besar buat keuangan," katanya.
Tempat karaoke juga ada di mana-mana. Ibaratnya setiap kampung di Korsel memiliki tempat karaoke.
"Tahun pertama saya di Korsel tidak bisa menabung. Namun akhirnya tahun kedua saya baru mulai bisa menabung,"ujar Reyna.