REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komunikasi politik kabinet Jokowi dinilai sangat buruk. Masing – masing menteri yang hanya pembantu presiden boleh berbicara seenaknya sehingga tidak menggambarkan pesan politik Jokowi.
“Ini kacau balau,” ujar Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, saat dihubungi, Jumat (7/11).
Menterinya berbicara ada cantolan peraturan perundang-undangan terkait kartu sakti Jokowi. Wapresnya mengutarakan hal sama. Kemudian mensesnegnya berbicara dana kartu ini dari CSR.
“Parah. Ini gambarkan keretakan di internal,” kata Hendri.
Tidak mengherankan bila kemudian kabinet ini banyak menuai kritikan dari Yusril Ihza Mahendra terkait dengan kartu sakti yang sudah lama dipromosikan Jokowi.
Jokowi tidak menggambarkan dirinya sebagai pemimpin yang mampu memberikan perintah dan arahan.
Kabinet Kerja ini dinilainya sama sekali tidak memperkuat sistem presidensil yang digaungkan ketika kampanye pilpres kemarin. “Saya kira Jokowi harus memperbaiki kualitas kepemimpinannya,” imbuh Hendri.