REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina telah menghitung bahwa harga keekonomian BBM jenis premium hanya Rp 8.600 per liter atau selisih Rp 2.100 dibanding yang dijual di dalam negeri saat ini.
Hal tersebut sebelumnya diungkapkan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya. Harga sebesar Rp 8.600 mengacu pada harga BBM dunia terakhir pada Mean of Plats Singapore (MOPS) yang berkisar 92 dolar AS per barel atau turun sekitar 18 dolar AS dari September lalu 110 dolar AS per barel.
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil masih menutup rapat-rapat berapa kisaran harga kenaikan BBM bersubdisi yang kini tengah disiapkan pemerintah. Sofyan juga enggan berkomentar banyak ketika ditanya mengenai harga keekonomian BBM premium sebesar Rp 8.600 yang telah dihitung pertamina.
"Belum. Belum ada yang bisa disebutkan soal harga," kata Sofyan yang sedang bergegas karena mendapat panggilan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jumat (7/11) petang.
Sofyan pun menjawab dengan kalimat serupa ketika ditanya apakah harga kenaikan BBM yang bakal ditetapkan pemerintah lebih rendah atau lebih tinggi dari harga keekonomian berdasarkan hitungan pertamina.
"Belum belum. Pokoknya belum. Nanti ya," singkat Sofyan sambil memasuki mobil dinasnya.