REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR–Veteran perang kemerdekaan Bali patut mendapat perhatian karena menjadi saksi sejarah bangsa serta bisa menjadi teladan bagi kaum muda.
"Jumlah veteran saat ini tinggal sedikit. Waktunya kita memberikan penghormatan tertinggi untuk mereka dengan memperhatikan kesejahteraannya," ujar Ketua Umum Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Bali, I Wayan Windia, Kamis (6/11).
Bentuk perhatian terhadap kaum veteran, jelasnya, salah satunya dengan tembakan salvo saat upacara pemakaman seluruh mantan pejuang. Padahal, sebelumnya tembakan salvo ini hanya diberikan kepada mantan pejuang yang mendapatkan bintang gerilya.
Pemerintah daerah, ujar Wayan juga memberikan bantuan uang duka dan sejumlah tunjangan untuk keluarga veteran, mulai dari tunjangan bulanan untuk istri veteran, tunjangan sakit, hingga santunan meninggal dunia.
Setiap tahunnya, pihak Pemerintah Kota Denpasar misalnya, rutin mengajak veteran ikut acara jalan-jalan. Mereka juga diberikan rumah yang kepemilikannya digratiskan sebab ditanggung pemerintah.
Jumlah veteran Bali yang berjuang untuk perang kemerdekaan, kata Windia mencapai 24 ribu orang. Sebanyak 1.372 orang menjadi korban perang dari total satu juta penduduk Bali di waktu itu.
Hingga kini, hanya tersisa tujuh ribu veteran asal Bali yang masih hidup dan tersebar di Bali dan luar Bali.
Windia mengatakan keluarga veteran selalu menyuarakan agar generasi muda saat ini bisa meneladani perjuangan para pahlawan. Mereka harus berani memikirkan kepentingan bangsa dibandingkan individu atau kelompok.
"Inilah yang namanya nasionalisme. Mereka harus mempunyai wawasan kebangsaan. Sebab, kebudayaan dan peradaban generasi saat ini sudah mengalami transformasi. Responnya kurang sekali," kata Windia.