Kamis 06 Nov 2014 21:10 WIB

Ini Teknologi Antisadap 100 Persen Buatan Anak Bangsa

Managing Director PT ICK, Dahniar Wisnu Paramita dan Sujoko.
Foto: Republika/Erik PP
Managing Director PT ICK, Dahniar Wisnu Paramita dan Sujoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertahanan berupaya mendorong pabrikan lokal untuk terlibat dalam pengembangan sistem pertahanan nasional. Tantangan itu dijawab oleh PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK) yang membuat produk teknologi antisadap buatan Indonesia.

Managing Director PT ICK, Dahniar Wisnu Paramita mengatakan, isu penyadapan masih hangat diperbincangkan. Salah satu isu yang ramai adalah rentannya penyadapan karena penggunaan teknologi asing.

Menjawab masalah itu, pihaknya selaku perusahaan swasta menawarkan teknologi antisadap yang dibuat anak bangsa dan bebas dari campur tangan asing. "PT ICK mempunyai inisiatif membangun produk antisadap ini. Kami merilis tiga produk terbaru, yaitu Voice Guard, Chat Guard, dan TiO Guard," katanya di acara Indo Defence 2014, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/11).

Voice Guarrd merupakan layanan aplikasi berbasis VOIP (Voice Over Internet Protocol). Aplikasi ini menggunakan metode pengacakan data (enkripsi), sehingga aman dan terjamin kerahasiaannya. Chat Guard sendiri adalah aplikasi instan messaging berbasis data yang juga terenskripsi, sehingga sangat aman.

Selain itu, ICK sudah punya produk yang beredar sejak setahun lalu, SMS Guard. Layanan SMS antisadap ini menggunakan private server, di mana setiap data dienkripsi dan melewati private server ICK. Ketiganya merupakan aplikasi multiplatform yang bisa berjalan di iPhone, Android, BlackBerry, dan Symbian.

Selain itu, juga diperkenalkan TiO (Three in One) Guard, perangkat pengamanan yang mampu mengamankan trasaksi suara, fax, dan data melalui kabel telepon (PSTN). TiO Guard juga menggunakan metode enkripsi.

"Demi keamanan, tak tanggung-tanggung, ICK menggunakan AES-256, algoritma standar militer untuk Voice Guard, Chat Guard, dan SMS Guard. Keamanannya sudah diakui di seluruh dunia sebagai standar algoritma enkripsi," ujar Dahniar.

Dia menilai, aparat penegak hukum, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sangat tepat kalau menggunakan teknologi yang dibuat perusahaannya. Tujuannya agar ketika melakukan penyadapan, pengintaian, dan mengumpulkan informasi, tidak bocor ke pihak yang sedang diawasi.

Pasalnya, perusahannya sudah diakui dunia dalam bidang pengamanan data, terbukti dengan dibukanya kantor cabang di Singapura, Vietnam, dan Thailand. Karena itu, ia mencoba berusaha terus berinovasi agar aparat hukum tertarik dengan produk yang dijualnya. "Kita berusaha tawarkan ke KPK agar data pengiriman bisa diamankan dan informasi yang ada di dalamnya bisa aman," kata Dahniar.

Research and Production Director ICK Sujoko menjamin, teknologi antisadap buatan perusahaannya  sudah berstandar internasional. Algoritma, protokol, key management, aplikasi dan hardware berenkripsi yang dikembangkannya selain untuk kepentingan pemerintahan sipil, bisa dimodifikasi untuk kepentingan militer.

Sujoko melanjutkan, untuk kepentingan pemerintahan sipil, misalnya, teknologi PT ICK dapat dikembangkan dan diimplementasikan untuk melindungi keamanan data program e government.

"Sementara untuk militer, teknologi antisadap tersebut mendukung jalur komunikasi aman  personel militer maupun kepentingan operasi melalui jaringan mobile, kabel, maupun jalur data. Semuanya untuk mendukung konsep cyber defence Indonesia,” ujar Sujoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement