REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Sejumlah rekan kerja yang sama-sama bekerja di Liberia dengan terduga (suspect) ebola Madiun, Muklis (29), menyatakan sudah menjalani tes medis secara berlapis dari organisasi kesehatan dunia (WHO) sehingga dinyatakan sehat.
Muklis dan 34 rekan lainnya asal Indonesia menjadi TKI sejak Maret 2014 untuk perusahaan kayu asal Malaysia di Buchanan Monrovia, Liberia. Mereka dipulangkan dari Liberia oleh Pemerintah Republik Indonesia dan PBB untuk mencegah penyebaran virus Ebola.
Rekan kerja Muklis, Kuncoro Sunyoto, warga Gemarang, Kabupaten Madiun, Sabtu (1/11), mengatakan ia dan para TKI lainnya telah menjalani serangkai tes kesehatan untuk memastikan tidak terinfeksi ebola sebelum pulang ke Indonesia.
"Saya menjalani tes medis sebanyak enam kali saat akan keluar dari hutan menuju ke kota. Kemudian, dua kali tes medis saat akan keluar dari Liberia," ujar Kuncoro kepada wartawan.
Saat perjalanan pulang ke Tanah Air, ia kembali menjalani tes medis sebanyak dua kali di Bandara Casablanca, Maroko, dan satu kali tes medis di Abu Dhabi, Qatar.
"Terakhir, saya kembali menjalani tes kesehatan di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Beberapa kali tes tersebut hasilnya sehat. Buktinya kami diperbolehkan pulang dan tidak dikarantina," ungkapnya.
Menurut dia, selama bekerja, Muklis memang pernah sakit, yakni sakit malaria. Meski demikian, ia ragu jika Muklis terkena Ebola. Sebab, jika positif Ebola, ia akan langsung dikarantina oleh WHO saat masih berada di Liberia dan tidak diizinkan kembali sebelum membaik.
Muklis, warga Gemarang, Kabupaten Madiun, pasien terduga terjangkit virus ebola, hingga saat ini masih dirawat di RSUD dr Seodono Madiun. Kondisinya tergolong stabil, meski jumlah trombositnya menurun dan mengalami gangguan fungsi ginjal.
Sebelum dipulangkan ke Tanah Air, Muklis mengalami demam dan sempat dikarantina di Liberia selama sepekan. Sepulang ke Indonesia, Muklis juga sempat dikarantina di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, namun hanya sehari dan akhirnya pulang ke Madiun. Setelah lima hari berada di kampung halamannya, ia kembali demam hingga akhirnya dirujuk ke RSUD dr Soedono.