REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat kebijakan publik, Karyono Wibowo, mengapresiasi langkah Jokowi memberantas mafia migas.
Namun demikian, Joko Widodo tidak bisa sendirian melakukan ini. “Semua kekuatan elemen bangsa perlu mendukung upaya presiden dalam memberantas mafia migas tersebut,” imbuh Karyono, di Jakarta, Jumat (31/10).
Memberantas mafia migas, menurutnya bisa dimulai dari Pertamina. Selama ini Pertamina dituding oleh banyak pihak sebagai sapi perah para mafia yang berlindung di balik tembok kekuasaan.
Sebelum menunjuk jajaran direksi dan komisaris Pertamina yang akan dilakukan dalam waktu dekat, Karyono mengimbau Jokowi untuk memperhatikan beberapa hal berikut.
Pertama, sosok dirut pertamina haruslah memiliki integritas dan amanah, memiliki kemampuan tatakelola migas dari hulu sampai hilir.
kedua, harus bersih dari unsur nepotisme secara langsung dengan pejabat diatasnya karena bisa berpotensi menimbulkan kong-kalikong.
Misalnya, jika Ari Soemarno menduduki jajaran direksi atau komisaris BUMN, sementara menteri BUMN adalah Rini Soemarno yang notabene adalah adik kandung Ari Soemarno. “Ini masuk kategori nepotisme langsung yang berpotensi menimbulkan kong-kalikong,” imbuhnya
Karyono menyatakan, proses seleksi jajaran direksi dan komisaris Pertamina harus melewati uji kepatutan dan kelayakan dengan melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi dan PPATK untuk menelusuri rekam jejak korupsi orang-orang yang akan menjabat direksi dan komisaris Pertamina.
Jajaran direksi dan komisaris harus orang-orang yang bisa menjaga kepercayaan Presiden Jokowi. Sosok itu tidak dapat di intervensi oleh vested interest baik dari kekuatan politik maupun kelompok kepentingan lainnya.
“Alangkah baiknya presiden Jokowi memprioritaskan figur dari internal Pertamina yang bersih, memiliki integritas dan kemampuan tata kelola migas dari hulu sampai hilir,” imbuhnya.