Kamis 30 Oct 2014 22:11 WIB

Nelayan Tolak Kenaikan Harga BBM

Rep: Lilis Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Seorang nelayan, Rosid (31) mengisi waktu luang dengan menjahit jaring di kapalnya yang berlabuh di Pantai Utara kawasan Eretan, Indramayu, Selasa (26/8)(Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang nelayan, Rosid (31) mengisi waktu luang dengan menjahit jaring di kapalnya yang berlabuh di Pantai Utara kawasan Eretan, Indramayu, Selasa (26/8)(Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para nelayan tradisional di Kabupaten Indramayu menolak dengan tegas rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

''Jelas kami sangat menolak,'' tegas Ketua Serikat Nelayan Tradisional (SNT), Kajidin, Kamis (30/10). Kajidin mengatakan, kenaikan harga BBM akan membuat modal melaut menjadi membengkak. Pasalnya, sebagian besar modal melaut digunakan untuk keperluan BBM (solar).

Tak hanya itu, lanjut Kajidin, kenaikan harga BBM pasti akan memicu kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan pokok. Dengan demikian, perbekalan melaut juga akan semakin mahal.

Di sisi lain, kata Kajidin, harga ikan hingga kini tak menentu bahkan cenderung anjlok saat pasokan ikan berlimpah. Hal itu menyusul belum adanya standar harga ikan yang ditetapkan pemerintah seperti halnya gabah dan beras.

''Jika harga BBM naik sedangkan harga ikan tidak ada kepastian, bagaimana nasib nelayan,'' keluh Kajidin.

Kajidin menambahkan, meski harga BBM belum naik, namun para nelayan selama ini kesulitan mendapatkan BBM. Hal itu terjadi akibat belum tersedianya SPBN/SPDN di seluruh sentra nelayan.  ''Apalagi pasokan solar yang tersedia di SPBN juga belum bisa memenuhi kebutuhan semua nelayan,'' kata Kajidin.

Menurut Kajidin, akibat tidak cukupnya pasokan BBM di SPBN, para nelayan kecil terpaksa membeli BBM di warung secara eceran. Karenanya, mereka harus membayar dengan harga lebih mahal.

Sedangkan untuk kapal-kapal besar, lanjut Kajidin, terpaksa harus antri hingga berhari-hari agar bisa mendapatkan BBM di SPBN. Akibatnya, mereka juga mengalami kerugian puluhan juta karena tak bisa segera melaut.

Kajidin menambahkan, selain berharap harga BBM tak naik, para nelayan juga berharap agar pasokan BBM untuk nelayan ditambah. Dengan demikian, nelayan tidak perlu kesulitan mendapatkan BBM saat akan melaut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement