REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sosialisasi penerapan teknologi geo membran kepada para petambak garam perlu digenjot agar mampu memproduksi garam dengan jumlah besar dan mutu yang baik, kata Kepala Dinas Perindag Jateng Edison Ambarura.
"Rekayasa geo membran itu penting karena terbukti kuantitas dan kualitas garam meningkat. Ini perlu didorong lagi supaya para petambak bersemangat mau menerapkan geo membran," kata Edison dalam seminar?Diseminasi Hasil Litbang Terapan Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, di Semarang, Kamis (30/10).
Dengan pemahaman yang baik, Edison optimistis kemauan para pelaku industri di Jateng baik skala kecil, menengah dan besar untuk menerapkan inovasi teknologi.
Menurut dia, beberapa permasalahan yang dihadapi industri garam dan petambak garam Jateng diantaranya kesadaran dan kemampuan petambak garam untuk memproduksi garam berkualitas masih rendah, peralatan produksi produsen umumnya kurang memadai, terbatasnya SDM yang memiliki kemampuan memadai, harga garam rakyat masih jauh dibawah harga patokan yang ditentukan dan terbatasnya akses permodalan.
"Intinya problem ada pada lemahnya SDM, peralatan dan permodalan," katanya.
Dalam upaya pengalihan teknologi dari meja kristal ke geo membran, pihaknya mengimbau petambak untuk berkelompok atau membuat koperasi garam sehingga mempermudah akses terhadap modal perbankan. "Pinjaman dari bank nanti bisa digunakan untuk alih teknologi itu," ujarnya.
Diakuinya, mayoritas petambak garam di Jawa Tengah masih menggunakan cara konvensional dalam memproduksi garam, baru sedikit yang menggunakan Teknologi Ulir Filter (TUF) dan geo membran. Beberapa desa yang sudah menerapkan TUF dan geo membran di Jateng yakni Desa Gajah Kumpul Pati, Purworejo Rembang, Kedungmalang Jepara, Sawojajar Brebes dan Berahan Kulon Demak.
Dijelaskannya, potensi lahan untuk garam di Jateng seluas 10.452,8 hektar, sedangkan lahan yang sudah dimanfaatkan untuk produksi garam baru seluas 7.356,63 hektar dengan jumlah petambak garam sekitar 15 ribu orang. Secara nasional, produksi garam Jateng pada 2013 memberikan kontribusi 30 persen dari total produksi garam nasional.
"Dua kabupaten di Jateng yakni Pati dan Rembang masuk dalam 10 besar kabupaten penyumbang terbesar produk garam nasional," ujarnya.