REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menyampaikan 70 persen masyarakat di Indonesia sepakat potensi tenaga nuklir yang dimiliki negara ini digunakan untuk perdamaian dan pembangunan bangsa di berbagai bidang.
"BATAN telah melakukan survei dan hasilnya 70 persen masyarakat di negara ini menghendaki kandungan nuklir yang dimiliki negara ini digunakan untuk perdamaian dunia dan pembangunan negara," kata Kepala BATAN Prof Dr Djarot Sulistio Wisnubroto, di Hotel Maleo Mamuju, Kamis (30/10).
Ia mengatakan, hanya 30 persen masyarakat Indonesia tidak menyetujui nuklir di negara ini dikelola karena khawatir terhadap dampak yang ditimbulkan.
"Survei dilakukan lembaga independen dan tidak memiliki kepentingan, sehingga kedepannya nuklir di negara ini akan dikelola untuk perdamaian dan pembangunan negara bukan untuk kebutuhan perang," katanya.
Ia juga menyampaikan BATAN saat ini telah melakukan langkah singkronisasi untuk upaya pengelolaan nuklir dan untuk membangun negara dengan pemerintah di 34 Provinsi di Indonesia.
"Nuklir akan dimanfaatkan untuk membangun di berbagai bidang seperti bidang pertanian peternakan perikanan perikanan agar produksi dan mutu serta kualitasnya meningkat yang tentu akan bermanfaat bagi seluruh masyarakat negara ini," katanya.
Menurut dia, sumber daya manusia yang dimiliki BATAN untuk pemanfaatan dan pengelolaan nuklir telah disiapkan kedepannya, dengan menyiapkan tenaga peneliti nuklir di Selolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) di Kota Yogyakarta.
"Saat ini peneliti BATAN mencapai 2800 orang, sudah berkurang dibandingkan masa pemerintahan Presiden BJ Habibie mencapai 4000 orang dan sudah banyak yang tua sehingga generasi peneliti sudah disiapkan di STTN Yogyakarta," katanya.