Kamis 30 Oct 2014 11:08 WIB

Demokrasi Kunci Tolak ISIS di Indonesia

Rep: C15/ Red: Julkifli Marbun
ISIS
Foto: Reuters
ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Internasional Conference of Indonesia Scholar (ICIS) bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Kementerian Luar Negeri mengadakan seminar internasional tentang Konflik dan Proses Demokratisasi di Timur Tengah di Pesantren Al-Hikam, Kamis, (30/10).

Acara ini diselenggarakan untuk mendapatkan gambaran konkrit mengenai isu ISIS. Sehingga Indonesia bisa memprioritaskan sikap dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara. Acara ini dihadiri oleh 350 peserta dari persatuan ulama dari seluruh Indonssia.

Turut hadir Mentri Agama RI, Menteri Luar Negeri, Retno Lestari, Mantan Menteri Luar Negeri, Hasan Wirayuda, Kepala Badan nasional Penanggulangan terorisme (BNPT). Tampak juga Menteri Sosial, Khofifah mendatangi acara ini.

Lukman Hakim menegaskan dalam pembukaan acara bahwa menjaga stabilitas kemanan negara menjadi prioritas saat ini. Menurutnya perbedaan yang terjadi di Indonesia jangan dijadikan alasan untuk masyarakat saling berselisih. Perbedaan secara agama harusnya bisa disikapi secara bijak.

Lebih lanjut Lukman menyatakan bahwa model demokrasi di Indonesia bisa menjadi salah satu model perwujudan demokrasi. "Bagaimanapun kita perlu menyikapi perbedaan dengan arif. Sehingga tak ada lagi isu semacam ISIS yang menghantui demokratisasi kita," ujar Lukman.

Hasyim Muzadi selaku pimpinan Pondok Pesantren Al-Hikam pun menegaskan bahwa persatuan Indonesia merupakan hal yang harus dijunjung tinggi. Demokrasi merupakan wujud dari persatuan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement