Selasa 28 Oct 2014 16:47 WIB

Jokowi Dapatkan Petisi Pertama dari Warga Riau

Rep: C81/ Red: Winda Destiana Putri
Presiden terpilih Jokowi bersama istrinya, Iriana Widodo.
Foto: dok Republika
Presiden terpilih Jokowi bersama istrinya, Iriana Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Warga Riau yang diwakili Abdul Manan membuat petisi kepada Presiden Jokowi untuk mendatangi lokasi kebakaran hutan dan lahan gambut di Riau.

Petisi ini didukung oleh organisasi lingkungan seperti Walhi, Greenpeace dan Yayasan Prespetif Baru yang di dirikan Wimar Witoelar.

Abdul Manan (41) merupakan warga asli kepulauan Meranti di Riau. Tepatnya tinggal di sebuah pulau yang bernama Tebing Tinggi, Meranti, Provinsi Riau, yang letaknya berbatasan dengan Singapura dan Malaysia. Ia membuat petisi pertama yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo yang merupakan sebuah ajakan untuk langsung bekerja, blusukan.

Selama 17 tahun terakhir Manan dan warga Riau lainnya hidup dengan kabut asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan. Ia melihat masyarakat sekitarnya mengungsi, sakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), dan meninggalkan penghidupannya.

Petisi yang ia unggah di HYPERLINK "http://www.change.org/BlusukanAsap"www.change.org/BlusukanAsap, baru dibuat hari ini, sudah mencapai 3.500 lebih tanda tangan. Ajakannya sederhana, agar Jokowi melakukan #BlusukanAsap langsung ke Riau, untuk melihat bagaimana dampak langsung dari kebakaran lahan gambut dan kabut asap, terhadap masyarakat dan lingkungan hidup.

"Orang suka bercerita, Pak Jokowi dekat dengan rakyat, dan betul-betul mendengar. Suka 'blusukan'. Mau tidak Pak Jokowi blusukan ke tempat kami ? Langsung melihat hutan gambut, kebakaran, dan asapnya? Hanya dengan begitu Pak Jokowi bisa mengerti kehidupan kami sehari-hari dengan asap." kata Abdul Manan dalam petisinya.

Ia menambahkan bahwa asap Riau adalah penghambat utama cita-cita revolusi mental Indonesia, karena kabut asap 17 tahun ini memiliki konsekuensi buruk terhadap kesehatan fisik, mental dan pendidikan 1 generasi. Ia mengatakan Revolusi Mental terancam menjadi disabilitas mental.

Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya pun pada hari kerja pertamanya mendapatkan ratusan tweet terkait ajakan #BlusukanAsap ini.

Dalam konferensi pers yang diadakan Walhi, Greenpeace, dan Yayasan Perspektif Baru (YPB), Abetnego Tarigan, Longgena Ginting, dan Wimar Witoelar mendukung petisi Abdul Manan, dan akan membantu dengan langsung menyurati Presiden Joko Widodo.

Menurut Direktur Eksekutif Walhi Nasional Abetnego Tarigan, ini sebuah potensi prestasi bagi Jokowi. Indikator utama yang bisa dipakai yaitu dalam waktu satu tahun, tidak ada lagi asap. "Jangan sampai orang Riau menganggap udara Jakarta lebih segar dari udara Riau," katanya. 

Abdul Manan menutup petisi dengan berkata "Paru-paru kami mungkin mengecil, tapi harapan kami membesar," kata mana dalam petisi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement