REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Kepala Seksi Angkutan Dalam Trayek DLLAJ Kota Bogor, Ari Priyono, mengemukakan alasan mengapa Kota Bogor dikenal dengan kota macet seperti yang kian santer diberitakan oleh media-media.
Ari mengatakan, hal yang paling utama dilihat adalah struktur dari Kota Bogor itu sendiri. Tata kelola pemerintah Kota Bogor terpusat di sekitar Kebun Raya sehingga kemacetan banyak terjadi di sekelilingnya.
"Kemacetan hanya di seputar Kebun Raya karena tidak ada pengembangan wilayah baru," ujar Ari, saat ditemui Republika, Selasa (28/10).
Menurutnya, kepadatan volume kendaraan biasa terjadi di waktu-waktu tertentu. Seperti pukul 09.00 hingga pukul 11.00 siang, kemacetan dapat terlihat di sekitar Tugu Kujang, BTM, dan Internusa (Pangrango Plaza).
"Jam sibuk biasanya pagi, siang, dan sore, saat anak-anak pergi dan pulang sekolah," ungkapnya.
Kemacetan, tambah Ari, diperparah dengan banyaknya masyarakat yang mulai beralih ke sepeda motor. Hal itu berlaku juga pada anak sekolah. Di Kota Bogor, tidak ada sekolah yang tidak membolehkan siswanya membawa kendaraan sendiri. Sepeda motor merupakan salah satu penyebab kemacetan, terlebih lagi jika pemakainya semakin hari semakin bertambah.
Oleh karena itu, kata Arie, pemkot harus mulai memperhatikan proyek transportasi masal yang dapat membantu mengurai kemacetan.
"Dalam masalah ini, kami sudah memiliki program pembenahan sistem transportasi yang akan dilaksanakan pada 2015," tambah Ari.