REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Angkutan kota (angkot) yang banyak beroperasi di Kota Bogor disebut-sebut turut menyebabkan macet di beberapa titik kota seperti stasiun, terminal, dan pasar.
Hal tersebut dibantah oleh Staf Seksi Angkutan DLLAJ, Teten Richar Nurdin. Teten mengatakan kemacetan yang terjadi di Kota Bogor disebabkan oleh sempitnya wilayah pusat kota.
"Kemacetan berpusat di sekitar Kebun Raya, karena wilayah Bogor yang ramai hanya segitu," ujar Teten, Senin (27/10).
Menurutnya, angkot tidak berpengaruh banyak pada kemacetan kota. Data DLLAJ Kota Bogor menyebu, jumlah angkot di Bogor hanya 3.412 unit yang beroperasi di 23 trayek. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah angkot di kota-kota lain.
Teten menambahkan, kemacetan yang terjadi di pusat-pusat keramaian seperti terminal, stasiun, dan pasar, merupakan hal yang wajar terutama di jam-jam sibuk. Meski begitu, petugas DLLAJ di lapangan selalu berusaha mengingatkan pengemudi angkot agar selalu tertib.
"Di jam-jam biasa jalanan lancar dan tidak macet," jelas Teten.
Di beberapa titik rawan macet di Kota Bogor, barisan angkot selalu terlihat berjajar memenuhi bahu jalan. Di depan Stasiun Bogor misalnya, angkot-angkot jurusan Sukasari-Bubulak banyak yang sengaja mengetem untuk menunggu penumpang yang baru keluar dari stasiun. Kemacetan panjang pun tak dapat dihindari di sepanjang Jalan Kapten Muslihat hingga Jalan Merdeka.