REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidium Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, Hilmar Farid mempertanyakan penyusunan kabinet yang belum rampung. Karena hal itu bertolak belakang dengan misi Joko Widodo (Jokowi) dengan slogan kerja, kerja, kerja.
"Pemerintah saat ini maunya bekerja. Sementara itu, belum melihat (buktinya)," ujarnya di Jakarta, Sabtu (25/10).
Padahal, ia menuturkan, saat ini masalah di masyarakat semakin banyak dan tak terselesaikan. "Pertanyaan yang harus segera dijawab oleh pemerintahan baru," ungkapnya.
Ia berharap, Jokowi-Jusuf Kalla (JK) dapat menolak calon menteri yang memiliki rekam jejak suram terkait korupsi dan pelanggaran HAM pada masa lampau.
Hilmar menambahkan, syarat profesional bagi calon menteri pun tidak menjamin orang itu tak akan mendapat tekanan. Karena syarat profesionalisme harus didukung oleh politik dan wawasan.
Ia berharap, para menteri dapat memiliki komitmen dan kesungguhan dalam menjalankan agenda nawacita. "Ini menjadi fundamental," ungkapnya.
Hilmar pun menghimbau agar pemimpin politik mengutamakan kepentingan nasional dan bangsa. "Pembentukan kabinet jangan hanya menjadi bagi-bagi jatah," ungkapnya.