Sabtu 25 Oct 2014 12:47 WIB

Taman Volker Terbengkalai, Mengapa?

Rep: C94/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH): Pepohonan menghijau di taman hutan kota di kawasan Senayan, Jakarta, Ahad (24/3). Pemda DKI bekerjasama dengan kementerian Kehutanan akan menambah ruang hijau dan mengembangkan hutan kota di Jakarta.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH): Pepohonan menghijau di taman hutan kota di kawasan Senayan, Jakarta, Ahad (24/3). Pemda DKI bekerjasama dengan kementerian Kehutanan akan menambah ruang hijau dan mengembangkan hutan kota di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PRIOK--Taman Volker atau Taman Karapan Sapi keadaan kian memprihatinkan. Hal tersebut terjadi karena tidak ada pihak yang mengakui sebagai tanggung jawabnya antara PT KAI dan Suku Dinas Jakarta Utara.

Menurut Kepala Suku Dinas Pertamanan Muhammad Fajar Sauri, telah menyadari Taman Karapan Sapi merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan pihaknya telah mempersiapkan dana sebesar Rp. 900 juta untuk pembangunan taman.  "Ternyata setelah saya cek di Dinas Tata Kota dan PT KAI ternyata kawasan dekat rel tersebut milik PT KAI, mungkin status tanahnya belum jelas,"katanya kepada Republika, Jumat (24/10).

Melihat kondisi dilapangan tidak memungkinkan meskipun warga disana membutuhkan penyegaran terhadap taman tersebut. "Bahkan di sana masih ada jalur relnya,"

Setelah mengetahui lahan tersebut belum menembukan kejelasan pemiliknya, kata Fajar. Maka dana yang dimasukan ke taman itu dibatalkan. "Saya tidak suka taman itu tidak terawat dan warga juga ingin ada taman interaktif,"ujarnya.

Fajar berharap nantinya antar pimpinan dari pihak Pemerintah Jakarta Utara dan PT KAI mengayomi ke inginan warga dalam perawatan dan pemugaran taman tersebut sebagai taman wisata.

Saat dikonfirmasi, Pihak Humas PT KAI Agus Komarudin mengatakan belum mengetahui soal Taman Volker yang berdiri di atas lahan miliknya."Kita belum tahu tuh lahan di Taman Volker, nanti kita coba cari tahu dulu,"katanya saat dihubungi Republika beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement