Jumat 24 Oct 2014 15:40 WIB

Tambang Pasir Laut Berpotensi Sebabkan Abrasi

Abrasi pinggir sungai/ilustrasi
Foto: Walhi
Abrasi pinggir sungai/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA PEMBUANG, KALTENG -- Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan tambang pasir laut yang rencananya akan dibuka di perairan sebelah barat wilayah tersebut berpotensi menyebabkan abrasi pantai.

"Kondisi pantai rata atau datar, sehingga potensi abrasi pantai juga sangat tinggi," kata Plt Kepala BLH Seruyan Sugian Noor di Kuala Pembuang, Jumat (24/10).

Ia memaparkan, apabila rencana tambang pasir laut itu benar-benar digarap oleh PT Sematang Panjang Gemilang (SPG), maka saat pasir di lepas pantai dikeruk maka kemungkinan besar ketinggian pasir yang berada di bibir pantai akan ikut turun.

"Karena sifatnya saling menutupi, jadi pasir yang berada di pantai kemungkinan akan turun ke laut untuk menutupi lubang di laut yang ditimbulkan dari pengerukan pasir laut," katanya.

Oleh karena itu, untuk menghindari permasalahan ini perlu dilakukan pembahasan lebih dalam antara Pemkab dengan pihak investor, mengingat investasi ini, selain menimbulkan dampak positif, juga menimbulkan dampak negatif.

Kemudian, selain dibukanya tambang pasir laut juga dapat mengancam habitat terumbu karang beserta biota laut lainnya, karena itu harus dilakukan zonasi antara daratan pesisir dan laut untuk rencana pelaksanaan kegiatan investasi tersebut.

"Sehingga dengan adanya zonasi itu, dapat ditetapkan pembagian zonasi mana yang digunakan untuk lokasi konservasi atau penelitian, lokasi penangkapan ikan, serta zonasi untuk pengembangan kegiatan lainnya," katanya.

Terkait masalah penentuan zonasi ini, pihak Pemkab sudah melakukan konsultasi ke Kementerian Kelautan Dan Perikanan RI di Jakarta, belum lama ini.

"Jadi sebelum dilakukannya kegiatan tambang pasir laut perlu dirumuskan zonasi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) lalu diusulkan ke Pemkab, dan itu merupakan salah satu syarat sebelum dilakukan pengerukan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement