Jumat 24 Oct 2014 05:20 WIB

Kepercayaan Pengusaha kepada Jokowi Bisa Luntur, Mengapa?

 Presiden Joko Widodo bersiap sebelum pemotretan foto resmi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (23/10).    (Antara/Setpes-Cahyo Bruri Sasmito)
Presiden Joko Widodo bersiap sebelum pemotretan foto resmi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (23/10). (Antara/Setpes-Cahyo Bruri Sasmito)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai penundaan pengumuman Kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla membuat pasar menjadi resah.

"Pengusaha ini butuh kepastian, butuh regulasi. Tapi kementerian belum punya nakhoda, belum tahu siapa bosnya," kata Ketua Komite Tetap Bidang Infrastruktur Kadin Vera Febyanthy di Jakarta, Kamis (23/10).

Menurut Vera, jika pengumuman terus ditunda bukan tidak mungkin akan menurunkan kepercayaan investor atau pengusaha kepada pemerintah.

"Ketika dilantik kan investor sudah mendapatkan kepastian, jangan sampai kepercayaan pengusaha akan luntur karena masih wait and see, belum berani mengeluarkan kebijakan apa pun," katanya.

Mantan anggota Komisi XI DPR itu menjelaskan, sistem kerja pengusaha berbeda dengan pemerintah, bisnis pengusaha bisa berhenti untuk sementara waktu.

"Seminggu itu terlalu lama bagi pengusaha, bisnis mereka kan harus jalan terus. Dua hari saja sudah membuat pengusaha dan investor resah," katanya.

Terkait calon Menko Perekonomian, Vera mendukung dari kalangan profesional yang betul-betul paham mengenai APBN, kebijakan fiskal dan moneter.

"Harus 'orang dalam' (orang yang paham di kementerian), kan sudah tahu sentimen pasar seperti apa," katanya.

Dalam hal ini, dia menyebut nama mantan wamen keuangan Bambang Brodjonegoro era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilai memahami masalah ekonomi di Indonesia.

Beberapa waktu lalu, Bambang juga telah dipanggil ke Istana Kepresidenan dan diduga mengikuti tes wawancara kelayakan menjadi Menko Perekonomian.

Namun, Bambang mengaku hanya diajak bicara mengenai kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement