REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut bingung dengan tanda merah dan kuning yang dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Karenanya, kemarin, Rabu (22/10), Jokowi memanggil Ketua KPK Abraham Samad untuk menjelaskan arti dari tanda yang diberikan kepada calon menteri bermasalah itu.
"Kita menjelaskan. Pokoknya kita jelaskan antara posisi kuning dan merah itu sama," katanya, Rabu (23/10) malam.
Apa yang dimaksud sama itu? Samad menjelaskan, keduanya sama-sama tidak boleh jadi menterinya Jokowi.
Samad mengaku, dipanggil ke Istana oleh Jokowi hanya untuk memberikan penjelasan antara kuning dan merah. Bukan malah mengintervensi presiden agar tidak memilih menteri yang diberi tanda.
Menurutnya, KPK harus menjaga moralitas dan mempertahankan integritas terhadap publik. Karena KPK memiliki kewajiban memberikan rekomendasi.
"Ini loh orang yang benar, ini loh orang yang bisa jadi menteri, ini orang gak bisa. Jadi harus jelas hitam putih, gak boleh abu-abu," katanya.
Info seputar sepak bola silakan klik di sini