REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pengurus DPD I Partai Golkar mendorong Aburizal Bakrie (Ical) kembali maju sebagai calon ketua umum di Musyawarah Nasional 2015.
Mereka menilai, Ical berhasil menjaga soliditas partai usai pemilu 2014. "Secara rasional kami berharap Pak Ical masih bisa memimpin," kata Ketua DPD I Sulawesi Tenggara, Ridwan Bae kepada Republika Online (ROL) di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (22/10).
Ridwan mengatakan pencapaian suara Golkar saat pileg 2014 tidak buruk. Ical pun dianggap berhasil menjadikan Golkar sebagai partai peraih suara terbanyak kedua setelah PDIP.
Dia khawatir, pergantian kepemimpinan Golkar I malah akan membuat suara partai merosot pada pemilu 2019. "Harapan kami adalah bagaimana Bang Ical meneruskan ini," ujar Ridwan.
Setelah reformasi, proses transisi kepemimpinan di Golkar memang selalu berujung konflik. Pada pemilu 2014, konvensi calon presiden yang dilakukan Golkar berujung pada hengkangnya Wiranto dan Prabowo Subianto dari Golkar.
Keduanya kemudian membentuk partai sendiri yakni Hanura dan Gerindra. Berikutnya pada 2009 persaingan merebut kursi ketua umum yang melibatkan Ical dan Surya Paloh membuat Golkar kembali dilanda perpecahan.
Surya Paloh menyatakan diri keluar dari Golkar dan membentuk Partai Nasdem. "Dalam proses itu selalu ada konflik internal," kata Ridwan yang juga Ketua Forum Silaturrahmi DPD I Golkar se-Indonesia.