Selasa 21 Oct 2014 17:53 WIB

BNPB: Gempa Vulkanis Masih Terjadi di Gunung Sinabung

  Gunung Sinabung kembali meluncurkan awan panas ketika terlihat di Desa Surbakti, Simpang Empat, Karo, Sumut, Jumat (17/10).  (Antara/Septianda Perdana)
Gunung Sinabung kembali meluncurkan awan panas ketika terlihat di Desa Surbakti, Simpang Empat, Karo, Sumut, Jumat (17/10). (Antara/Septianda Perdana)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa vulkanis masih sering terekam dan terjadi di Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, setiap enam jam sekali, sehingga mengakibatkan awan panas dengan jarak luncur 3,5 Km dari puncak ke arah selatan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Selasa (21/10), mengatakan seringnya terjadi gempa vulkanik membuat wilayah Sinabung dan sekitarnya masih dianggap rawan dan berbahaya.

Ia mengatakan berdasarkan data terakhir hari ini, terjadi dua kali erupsi di Gunung Sinabung, yakni pada pukul 10.36 WIB yang mengakibatkan awan panas dengan jarak luncur 3,5 Km dari puncak, kearah selatan.

Sementara tinggi kolom abu tertutup kabut dengan lama erupsi yang tercatat mencapai 220 detik, dan arah angin bertiup dari timur laut.

Kemudian, terjadi lagi erupsi pada pukul 10.52 WIB yang menyebabkan hal yang sama, yakni awan panas dan guguran lava dengan jarak luncur 3,5 Km dari puncak, ke arah selatan. Namun lama erupsi yang tercatat mencapai 251 detik dengan arah angin bertiup dari timur laut.

Ia meminta warga di sekitar Gunung Sinabung atau sekitarnya tetap menjaga kewaspadaannya sehingga bisa mengantisipasi sewaktu-waktu apabila gunung itu meletus.

Sebelumnya, pada Senin (20/10) diberitakan debu vulkanik Gunung Sinabung menyebar dengan melanda dua kecamatan, yaitu Sei Bingei dan Salapian.

Masuknya debu Sinabung ke dua kecamatan ini terjadi sekitar pukul 01.00 WIB dan pukul 06.30 WIB. Kepala Wilayah Kecamatan Salapian, Nuriansyah Putra meminta bantuan masker dari berbagai pihak, agar warga bisa menutup hidup dan mulut sehingga tidak menghirup debu vulkanik yang menyebar ke berbagai wilayah terdekat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement