REPUBLIKA.CO.ID, CIKINI -- Sejumlah seniman wayang berharap Presiden ketujuh RI Joko Widodo mampu menyejahterahkan para pelaku seni pewayangan. Ketua Paguyuban Wayang Orang dan Teater Tradisional Indonesia (Pewangi) Luluk Sumiarso menjelaskan, asuransi yang dimaksud adalah bentuk jaminan kepada para seniman wayang agar bisa terus berkarya.
"Banyak seniman kita yang ketika tuanya dilupakan. Seniman Indonesia harus diasuransikan," ujar Luluk dalam diskusi yang dilakukan dalam acara "Silaturahim Nasional Wayang Nusantara di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, kemarin.
Dalam acara itu, ratusan pegiat dan penikmat seni wayang hadir memberikan dukungan untuk pelestarian seni wayang di Indonesia. Momentum pelantikan Jokowi, bagi mereka, tidak sekadar formalitas, tapi menyisipkan angin segar bagi keberlangsungan seni wayang. "Semoga, beliau (Jokowi) bisa memajukan kesenian budaya di negeri ini," lanjut Luluk.
Acara ini juga dihadiri Jaya Suprana, seniman serbabisa yang juga pendiri Museum Rekor Indonesia (MURI). Ia turut menyampaikan pesan dan harapan kepada presiden terpilih, Jokowi, terkait perkembangan seni di Indonesia. "Pesan saya simpel. Semoga, Jokowi bisa tepati janji-janjinya. Dan, bisa mengabdi pada kepentingan rakyat," tuturnya. Namun, Jaya tidak bisa mengungkapkan kekecewaanya lantaran Jokowi batal menghadiri ajang tersebut.
Ajang tersebut juga dimeriahkan dengan pertunjukan wayang orang yang diperankan Alex Komang, Pong Harjatmo, penyanyi keroncong Sundari Sukoco, dan puluhan seniman lainnya.
Permintaan serupa disampaikan seniman lainnya, Zak Sorga. Ia berharap, Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla memperhatikan kesenian teater yang semakin terpuruk akibat kurangnya pembinaan dari pemerintah. "Saat ini, para seniman teater semakin berkurang karena sulit untuk mengelar panggung drama di masyarakat seiring tingginya biaya sewa gedung pergelaran teater, kurangnya sponsor pemetasan teater, dan lainnya," kata Pendiri Teater Kanvas itu.
Ia menjelaskan, kesenian teater merupakan salah satu budaya Indonesia dalam menyampaikan atau sosialisasi tentang program pemerintahan, sosial, politik, kerukunan umat agama, hukum, juga adat istidat suatu wilayah. "Kami berharap, pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Jokowi ini akan lebih baik dan memberi angin segar terhadap perkembangan kesenian teater di Indonesia," ujarnya.
Menurut dia, pementasan teater ini sangat efektif menyampaikan pesan kepada masyarakat dibanding melalui sinetron, flim, media sosial, dan lainnya yang dinilai kurang mendidik masyarakat, khususnya generasi muda. "Kesenian teater ini dapat dijadikan filter atau saringan kebudayaan-kebudayaan asing yang tidak mendidik karena seni teater ini memiliki nilai-nilai keagamaan, pendidikan, kebudayaan, sosial, dan nilai-nilai positif lainnya untuk membentuk mental generasi muda kedepannya," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, diharapkan pemerintahan baru nanti untuk memberikan ruang, mempermudah seniman untuk mengelar karya seninya, sehingga seniman dapat lebih meningkatkan gagasan seninya dalam meningkatkan sumber daya manusia dalam mencintai bangsanya.
"Penyampaian pesan dalam dialog teater bersandarkan hati nurani yang dikemas dengan aksi panggung dan bahasa yang santun," kata dia.
"Sehingga," kata Zak Sorga melanjutkan, "penonton dapat menyaksikan dengan nyaman tanpa disuguhi dialog yang tidak memaki tidak menghujat atau tidak menfitnah."