REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menetapkan status darurat bencana kekeringan sampai pertengahan November, dengan memperhitungkan perkiraan awal musim hujan yang akan terjadi di daerah setempat pada awal bulan itu.
"Hujan yang terjadi sehari lalu belum masuk musim hujan. Sesuai perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Juanda, Surabaya, untuk daerah kami musim hujan dimulai awal November," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro Sukirno di Bojonegoro, Selasa (21/10).
Namun, menurut dia, kalau memang perkiraan awal musim hujan mundur, yang disebabkan pengaruh El Nino, maka status darurat bencana kekeringan yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan (SK) Bupati Bojonegoro, Suyoto, sampai pertengahan November akan diperpanjang.
"Kalau status darurat bencana kekeringan diperpanjang berarti BPBD masih akan terus memasok air kepada warga yang daerahnya mengalami kekeringan," katanya, menegaskan.
Sesuai data di BPBD, jelasnya, warga yang mengalami kesulitan air bersih sebanyak 27.653 kepala keluarga (KK) atau 87.744 jiwa di 77 desa yang tersebar di 20 kecamatan, antara lain, Kecamatan Temayang, Kedungadem, Dander, Sugihwaras, Kepohbaru dan kecamatan lainnya.
Menurut dia, jumlah warga yang mengalami kesulitan air bersih tahun ini lebih banyak dibandingkan kekeringan tahun lalu, yang jumlahnya hanya sebanyak 19.110 KK atau 66.501 jiwa, di 43 desa yang tersebar di 16 kecamatan. "Kekeringan tahun ini lebih parah dibandingkan kekeringan tahun lalu," tandasnya.
"BPBD saat ini sudah memasok warga yang mengalami kesulitan air bersih dengan jumlah 236 tangki (per tangki 5.000 liter), bekerja sama dengan perusahaan migas Mobil Cepu Limited (MCL)," jelasnya. Ia menambahkan pasokan air bersih kepada warga yang mengalami kesulitan air bersih tersebut belum termasuk air bersih yang pemasokannya ditangani Disnakertransos.
"Kami sudah memasok sekitar 250 tangki kepada warga yang mengalami kesulitan air bersih," jelas Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial Disnakertransos Bojonegoro, Dwi Harningsih, menambahkan. Baik Dwi maupun Sukirno, memperkirakan kekeringan di daerahnya masih akan terus meluas, dengan jumlah warga yang mengalami kesulitan air bersih masih akan terus bertambah.