Selasa 21 Oct 2014 15:56 WIB

Hah, Jokowi Presiden RI ke-16? Ini Kata Sejarawan UI

Rep: c74/ Red: Bilal Ramadhan
  Presiden Jokowi menyapa para pendukungnya pada Konser Salam 3 Jari di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Senin (20/10) malam.   (Republika/Yasin Habibi)
Presiden Jokowi menyapa para pendukungnya pada Konser Salam 3 Jari di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Senin (20/10) malam. (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK-- Urutan Presiden Joko Widodo menuai perdebatan. Beberapa pihak mengatakan Joko Widodo bukanlah presiden Indonesia yang Ketujuh. Namun yang keenam belas. Mengenai hal ini sejarawan Universitas Indonesia Bondan Kanumoyoso mengatakan Ilmu Sejarah memang membuka berbagai prepektif.

"Memang ada tujuh, ada yang mengatakan Pak Syafulruddin itu presiden, tapi pada saat itu Soekarno juga Presiden," kata Bondan di ruang Jurusan Ilmu Sejarah UI, Selasa (21/10).

Bondan mengatakan Ilmu Sejarah tidak menyatakan mana yang benar dan mana yang salah. Ilmu Sejarah hanya menyatakan fakta yang terjadi di masa lalu. Fakta-fakta yang dijabarkan oleh sejarah memang membuka banyak perspektif. Tapi ketika Negara menyatakan bahwa Joko Widodo adalah presiden Indonesia yang ketujuh. Maka itulah fakta yang harus diterima.

Ia mengatakan perbedaan-perbedaan perspektif memang biasa dalam Ilmu Sejarah. Bondan menambahkan jika ingin melihat perspektif yang lain pada zaman misalnya Republik Indonesia Serikat (RIS). Apakah saat itu Soekarno juga dihitung sebagai presiden atau tidak. Sedangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini berbeda dengan Republik Indonesia Serikat.

Menurut Bondan sejarah Indonesia yang dinamis seperti di atas dapat diinterpretasikan berbagai cara. Bondan mengatakan faktanya Pemerintah indonesia mengakui Joko  Widodo adalah Presiden ke-tujuh. Masyarakat bisa berargumen lain. Namun fakta yang ada harus dikedepankan.

"Pemerintah Indonesia menyatakan secara formil Presiden, itu yang menjadi faktanya," tutup Bondan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement