Ahad 19 Oct 2014 16:43 WIB

CMI: tak Bakal Ada Matahari Kembar di Pemerintahan Jokowi

Rep: C62/ Red: Bayu Hermawan
Jokowi dan Jusuf Kalla di Rumah Transisi, Jakarta Pusat, Ahad (28/9) malam WIB.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jokowi dan Jusuf Kalla di Rumah Transisi, Jakarta Pusat, Ahad (28/9) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Joko Widodo dan Jusuf Kalla akan resmi menjabat sebagai Presiden ke-7 dan Wapres ke-12 Indonesia pada Senin (20/10) besok. Beberapa pihak memprediksi Jusuf Kalla bakal kembali mendominasi setiap kebijakan yang dianggap strategis seperti di masa pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Cendikiawan Muslim Universitas Islam Negeri Azyumardi Azra tidak setuju dengan pemikiran JK akan mendominasi pemerintahan. Sebab menurutnya Jokowi dan JK sama-sama aktif dalam mengerjakan setiap agenda pemerintah.

"Jokowi sangat berbeda dengan SBY. Jadi tidak akan ada namanya matahari kembar," katanya di Jakarta, Ahad (19/10).

Ia mencontohkan beberapa perbedaan antara Jokowi dan SBY, yaitu dalam mengambil keputusan. Menurutnya SBY harus rapat sampai 18 belas kali untuk menentukan sebuat kebijakan sementara Jokowi langsung mengambil keputusan di tempat.

"Waktu ada kasus di Kampus IPDN yang men‎inggal SBY sampai 18 kali rapat. Tapi ujung-ujungnya mengambil keputusan yang disarankan pak JK pada saat rapat pertama," ujarnya.

Azra memastikan tidak akan mendominasinya JK dalam kebijakan pemerintah sudah terlihat saat proses kampanye. Kata dia JK pada saat kampanye tidak terlalu banyak tampil.

"Terlebih di usianya yang masuk 73 Pak JK akan banyak mendorong pemerintahan Jokowi,"‎ katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement