Ahad 19 Oct 2014 12:10 WIB

Sering Dibully, Bekasi Dinilai Butuh Identitas Daerah

Suasana Pusat perbelanjaan di Bekasi, Jawa Barat, Ahad (6/4). Kalangan industri meminta pemerintah menunda rencana kenaikan tarif listrik golongan industri pada Mei 2014, untuk diberlakukan bertahap mulai 2015 agar tidak membebani. Sebelumnya, Pemerintah t
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Suasana Pusat perbelanjaan di Bekasi, Jawa Barat, Ahad (6/4). Kalangan industri meminta pemerintah menunda rencana kenaikan tarif listrik golongan industri pada Mei 2014, untuk diberlakukan bertahap mulai 2015 agar tidak membebani. Sebelumnya, Pemerintah t

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dewan Kesenian Kota Bekasi, Jawa Barat, memandang pemerintah setempat perlu memperkuat identitas daerah. Langkah yang paling tepat adalah mendirikan sejumlah ikon budaya Bekasi.

"Seharusnya jangan sampai hilang identitas diri Bekasi. Kita butuh ikon yang kuat, misalnya tugu tapal batas yang menunjukkan jati diri daerah," kata Ketua Dewan Kesenian Bekasi Andi Sopandi di Bekasi, Ahad (19/10).

Menurut dia, setiap daerah di Indonesia wajib memiliki ciri kedaerahan. Ditengah pesatnya pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah.

Apalagi Bekasi sebagai kota urban dengan pembangunan yang pesat. Sehingga sangat penting ciri khas budaya dipertahankan.

Andi memberi masukan agar Pemkot Bekasi mulai merancang program pembangunan yang tertuju pada penegakan jati diri daerah. Ia mencontohkan sebuah tugu yang didirikan untuk menandai bahwa Bekasi punya sejarah besar sebagai Kota Patriot.

Dengan adanya ikon tersebut, kata dia, asumsi masyarakat yang datang ke Bekasi tidak lagi melihat sisi negatif tata kota."Jadi, yang berkesan itu bukan karena ke Bekasi melihat jalan rusak, melainkan mereka yang pernah ke Bekasi selalu ingat ada tugu tapal batas yang menunjukkan bahwa mereka memasuki wilayah Kota Bekasi," katanya.

Andi Sopandi juga mengkritik keberadaan sejumlah situs peninggalan sejarah yang tidak terawat. Ia mencontohkan seperti Tugu Alun-Alun Kota Bekasi dan Tugu Patal di Jalan KH Agus Salim.

"Benda-benda peninggalan sejarah zaman perang itu kini sudah dekil dan tidak terawat," katanya.

Budayawan Bekasi juga memimpikan berdirinya sebuah galeri budaya yang ditempatkan di pusat kota. "Masyarakat dari luar Bekasi harus dapat melihat secara langsung di mana lokasi pusat kesenian tanpa harus berlari ke pinggiran kota," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement