Ahad 19 Oct 2014 11:47 WIB

Ruwatan di Rumah Amien Rais Dinilai Provokatif dan Lewati Batas

Amien Rais
Foto: Republika/Agung Supriyantob
Amien Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menyayangkan adanya ruwatan di depan rumah Amien Rais, Yogyakarta, Kamis (16/10).

"Ruwatan yang dilakukan di depan rumah tokoh dan pendiri PAN Bapak Amien Rais dinilai sangat provokatif dan melewati batas. Apalagi, sampai ada penyebutan Sengkuni yang sangat buruk dalam tradisi dan budaya Jawa," kata Saleh Partaonan Daulay melalui pesan elektronik di Jakarta, Ahad (19/10).

Saleh menilai kegiatan tersebut jelas-jelas mengandung muatan politik yang sangat besar, terutama untuk mendegradasi ketokohan dan kepeloporan Amien Rais yang merupakan salah satu tokoh reformasi.

Menurut Saleh, setiap orang diperbolehkan menyampaikan kritik dan ketidaksetujuan. Namun, kritik dan ketidaksetujuan itu seharusnya disampaikan secara santun dan bertanggung jawab.

"Tujuan kritik adalah untuk membangun, bukan untuk mengerdilkan, apalagi menghina," ujarnya.

Saleh mengatakan PAN memahami tindakan itu sebagai bentuk ketidaksetujuan atas beberapa pernyataan dan artikulasi politik Amin Rais yang tegas dan konsisten untuk bersama Koalisi Merah Putih (KMP).

Oleh karena itu, tidak bisa disalahkan bila ada sebagian kader PAN yang mencurigai kegiatan itu ditumpangi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan politik jangka pendek dengan tujuan menggiring opini sesat mengenai sosok pribadi dan kiprah politik Amin Rais.

"Setahu saya, apa yang dilakukan Pak Amin tidak ada yang salah. Sejak Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014, saya termasuk salah seorang yang sering diskusi dengan beliau. Dari arahan dan bimbingan yang disampaikan, tidak satu pun yang mengarah pada hal yang tidak baik," tuturnya.

Justru, Saleh menilai semua yang disampaikan adalah ekspresi kecintaan Amien Rais pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, Amin Rais dinilai berbicara selalu dalam koridor dan konteks demokrasi dan menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Sebagai tokoh reformasi dan demokratisasi, Pak Amien sangat paham memilih dan memilah pernyataan-pernyataannya. Kalau dianggap tidak perlu, beliau malah jarang berbicara di publik. Selain sangat hati-hati, beliau juga sangat irit berbicara," kata Saleh.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement