Sabtu 18 Oct 2014 16:47 WIB

Ketua MPR: Alhamdulillah, Surya Paloh Bakal Hadiri Pelantikan Jokowi

  Ketua MPR Zulkifli Hasan (kiri) pantau langsung gladi kotor pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih di Gedung MPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/10). (Republika/Agung Supriyanto)
Ketua MPR Zulkifli Hasan (kiri) pantau langsung gladi kotor pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih di Gedung MPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/10). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan menegaskan Surya Paloh memastikan hadir dalam acara pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) pada 20 Oktober 2014.

"Alhamdulillah pertemuan pimpinan MPR dengan Pak Surya Paloh berlangsung lancar, dan beliau menyatakan akan hadir dalam acara pelantikan," kata Zulkifli di Kantor Nasdem, Jakarta, Sabtu (18/10).

Dia mengatakan, Fraksi Nasdem di MPR juga telah menyatakan akan hadir dalam pelantikan tersebut. Hal itu merupakan kegembiraan.

Karena sebelumnya para tokoh nasional, tokoh agama, dan para ketua umum partai politik juga menyatakan akan hadir dalam acara pelantikan tersebut.

"Para tokoh yang kami kunjungi, semuanya menyatakan akan hadir dalam pelantikan pada 20 Oktober 2014," ujarnya.

Menurut dia, kehadiran para tokoh agama dan nasional itu diharapkan menjadi tonggak sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Karena sejak pelaksanaan pilega dan pilpres 2014, elemen masyarakat terbelah.

Sehingga acara pelantikan menjadi momentum untuk bersatunya seluruh elemen tersebut. "Saat pilpres seolah-olah masyarakat terbelah dua, dan MPR ingin merekatkan kembali dalam bingkai kebangsaan," ucapnya.

Surya Paloh mengapresiasi langkah MPR untuk menyatukan seluruh elemen bangsa. Ia pun mendoakan agar pimpinan MPR yang baru bisa menjalankan amanah rakyat.

Saat ini, kata dia, persepsi masyarakat tidak baik terhadap lembaga eksekutif dan legislatif. Sehingga diperlukan langkah untuk mengembalikan kepercayaan tersebut.

"Ini masalah kita dan wajib untuk mengembalikan kepercayaan publik pada institusi dan lembaga pemerintahan," paparnya.

Dia menilai, apabila elemen bangsa terbelah maka akan ditertawakan oleh bangsa lain.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement