Jumat 17 Oct 2014 23:30 WIB

Ikut Acara Parpol, Nama Khatib Ini Dicoret di Masjid Agung

Khatib tengah berceramah di hadapan jamaah.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Khatib tengah berceramah di hadapan jamaah.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU– Seorang ulama yang biasa menjadi khotib di Masjid Agung Indramayu, kini tak bisa lagi menyampaikan kutbahnya di masjid tersebut. Hal itu terjadi hanya karena sang ulama memberikan tausiyah dalam acara halal-bihalal yang diadakan oleh seorang tokoh partai politik (parpol).

 

Ulama tersebut adalah Sofyan Tsauri, yang juga pengurus pondok pesantren Baburr Rayyan di Desa Totoran, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu. Selain Sofyan, nasib serupa juga dialami muadzin Masjid Agung Indramayu, Wahyudin. Dalam halal bi halal itu, Wahyudin bertindak sebagai qori.

 

Sofyan menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika dirinya diundang salah seorang tokoh parpol dari PDIP, Ono Surono, untuk memberikan tausyiah dalam acara halal bi halal. Dalam acara yang berlangsung pada 5 September 2014 itu, dia merasa hanya memberikan tausyiah dengan  tema umum, seperti saling hormat-menghormati dan silaturahmi. ‘’Tidak ada muatan politis dalam isi ceramah saya,’’ kata Sofyan, Jumat (17/10).

 

Sofyan mengatakan, tak lama setelah acara halal-bihalal tersebut, jadwal khotbahnya di Masjid Agung tiba-tiba dicoret. Padahal, sebelum acara halal-bihalal itu, dia sering mengisi khotbah di Masjid Agung. Setelah ditanyakan kepada pihak pengurus DKM Masjid Agung, Sofyan mendapat jawaban bahwa pencoretan dirinya itu disebabkan karena persoalan dakwah dalam acara halal-bihalal tersebut. Dia pun mengaku sangat miris dan prihatin.

 

‘’Sebagai pendakwah, saya tidak membeda-bedakan golongan. Di hadapan Allah pun, yang dilihat taqwanya, bukan lainnya termasuk warna benderanya,’’ tegas Sofyan.

 

Muadzin Masjid Agung, Wahyudin menuturkan, dalam acara halal bi halal itu hanya bertindak sebagai qori. Dia pun mengaku terkejut karena tugasnya sebagai muadzin kini digeser hanya gara-gara memenuhi undangan halal bihalal tersebut.

 

Sementara itu, Sofyan mengaku, munculnya persoalan tersebut membuat Wakil Ketua DKM Masjid Agung Indramayu, Mahfudz, berusaha  membuat islah. Tujuannya, agar Sofyan dan Wahyudin bisa kembali melaksanakan tugasnya di Masjid Agung seperti sedia kala. ‘’Tapi sampai saat ini belum ada kabarnya lagi,’’ tutur Sofyan.

 

Wakil Ketua DKM Masjid Agung, Mahfudz, saat dihubungi wartawan, enggan memberikan penjelasan secara rinci. Dia menyatakan, (masalah itu) sedang diselesaikan agar islah. ‘’Sudahlah, lagi diselesaikan untuk islah,’’ kata Mahfudz.

 

Hingga berita ini diturunkan, belum diperoleh konfirmasi dari Ketua DKM Masjid Agung Indramayu, Wahidin. Saat ditemui di ruang kerjanya di Masjid Agung, dia tidak berada di tempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement