Jumat 17 Oct 2014 04:49 WIB

Masuki Pancaroba, Hujan Mulai Guyur Wilayah Cirebon

Rep: lilis/ Red: Damanhuri Zuhri
Hujan yang turun di musim kemarau memicu semangat petani menanam padi.
Foto: Prayogi/Republika
Hujan yang turun di musim kemarau memicu semangat petani menanam padi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Memasuki pertengahan Oktober, daerah-daerah di Wilayah Cirebon (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), mulai diguyur hujan.

Hujan tersebut merupakan pertanda masuknya masa pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.

''Ya, sekarang sudah memasuki masa pancaroba,'' ujar Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faizin, kepada Republika, Kamis (16/10).

Pria yang akrab disapa Faiz itu menjelaskan, masa pancaroba memang ditandai dengan sudah mulai turunnya hujan.

Namun, jumlah curah hujan yang turun masih rendah, atau kurang dari 100 mm per bulan. ''Atau bisa dikatakan ada hujan, tapi jarang-jarang terjadinya,'' terang Faiz.

Faiz menambahkan, masa pancaroba berakhir seiring dengan masuknya musim hujan. Diprakirakan, musim hujan mulai terjadi awal hingga pertengahan November. ''Saat musim hujan nanti, curah hujan diprakirakan lebih dari 100 mm per bulan,'' tegas Faiz.

Sementara itu, hujan mulai turun secara merata di hampir seluruh daerah di Wilayah Cirebon Senin (13/10) malam hingga Selasa (14/10) dini hari.

Selain itu, kondisi cuaca Selasa pagi hingga siang juga terasa sejuk. Tak ada terik matahari seperti pada Jumat (10/10) dan Sabtu (11/10) yang mencapai 38 derajat celcius.

Meski demikian, turunnya hujan ternyata membuat para petani garam di Kabupaten Cirebon bersedih. Hujan membuat produksi garam di areal tambak menjadi terganggu.

''Akibat hujan semalam, 50 persen areal tambak garam di Kabupaten Cirebon hari ini tidak bisa berproduksi,'' ujar Ketua Ikatan Petani Garam Indonesia, Moch Insyaf Supriadi, kepada Republika, Selasa (14/10).

Insyaf menyebutkan, luas areal tambak garam yang saat ini berproduksi mencapai sekitar 16 ribu hektare. Itu berarti, sekitar delapan ribu hektare tidak bisa berproduksi pada Selasa (14/10) karena hujan yang turun pada malam harinya.

Insyaf mengungkapkan, jika hujan dan mendung terus berlangsung hingga beberapa hari mendatang, maka dipastikan akan menggangu pencapaian target produksi garam.

Dia menyebutkan, target produksi garam di Kabupaten Cirebon pada tahun ini sekitar 300 ribu ton. ''Dari target itu, saat ini baru tercapai sekitar 100 ribu ton,'' terang Insyaf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement