Kamis 16 Oct 2014 17:05 WIB

Mahasiswanya Tewas, UIN Suka Yogya Kutuk Aksi Serangan!

Rep: Heri Purwata/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Jenazah (ilustrasi).
Foto: Immortal.org/ca
Jenazah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta mengutuk aksi kekerasan yang mengakibatkan meninggalnya, Muhammad Ikhwanudin angkatan 2013 Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Syari’ah dan Hukum. Muhammad Ikhwanudin, salah satu suporter PSCS yang dalam perjalanan pulang dari Solo, tiba-tiba diserang sekelompok pemuda yang diduga seporter sepakbola di Jalan Solo Maguwoharjo, Sleman, Ahad (12/10) malam.

Demikian salah satu pernyataan sikap civitas akademika UIN Suka Yogyakarta yang dibacakan Direktur Anti Kekerasan Yogyakarta, Ach Tahir di Yogyakarta, Kamis (16/10). Selain itu, Gerakan Anti Kekerasan Yogyakarta juga menuntut aparat penegak hukum menyelidiki kasus ini sampai tuntas dan menghukum semua pelaku dengan seadil-adilnya terutama otak intelektual di belakangnya.

“Kami menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat Yogyakarta (Gubernur DIY, Dewan Perwakilan Rakyat, Insan Press Cetak maupun Elektronik, Bupati, Ormas, Orpol, Perguruan Tinggi, Polda, Polres, Polsek, Camat, Lurah, Dukuh, RT RW ) untuk berdiri bersama-sama menolak segala bentuk kekerasan atas nama apapun yang akhir-akhir ini meningkat di Yogyakarta,” kata Tahir.

Aksi kekerasan ini terjadi saat supporter Persatuan Sepakbola Cilacap dan Sekitarnya (PSCS) pulang menuju ke Cilacap dengan menumpang bus bernopol R 1645 DB usai mendukung kesebelasannya bertanding melawan Persis Solo di Stadion Manahan, Solo, Ahad (12/10) sore. Sesampai di Jalan Solo, tepatnya di depan Bandara Adi Sutjipto, bus tersebut dihentikan sekelompok pemuda dan langsung diserang dengan batu, pentungan besi dan senjata tajam.

Muhammad Ikhwanudin mengalami luka parah dan meninggal dunia di rumah sakit. Kini polisi Sleman sudah menangkap sejumlah pemuda yang diduga pelaku penyerangan dan penganiayaan terhadap supporter PSCS.

Sementara Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dimintai komentarnya tentang kekerasan terhadap supporter sepakbola belum bisa memberikan jawaban. “Saya belum mendapat laporan. Saya belum bisa berkomentar,” kata Sultan HB X di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (16/10).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement