REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution menilai tahun ini belum ideal untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini karena pertumbuhan ekonomi sedang lambat dan banyak tekanan global.
Namun Darmin melihat kenaikan BBM juga diperlukan untuk mengurangi beban APBN, meski tidak terlalu signifikan. Seharusnya pemerintah punya rencana yang matang dalam menyikapi subsidi energi sebelum masalah semakin rumit.
Kenaikan BBM menurut Darmin seharusnya menjadi bagian dalam dua skema besar. Pertama, yaitu harga naik bertahap sambil pemerintah mengganti subsidi komoditi menjadi subsidi orang dan infrastruktur. Kemudian, pemerintah juga harus tegas membuat kebijakan yang lurus dalam bidang ini.
"Tidak bisa kita menggantungkan diri kepada BBM yang memang sudah kekurangan," kata Darmin, Kamis (16/10).
Seperti diketahui, presien terpilih, Jokowi berjanji akan menaikkan harga BBM bersubsidi setelah dilantik. Subsidi tersebut akan dialihkan untuk memberi tambahan modal pada pelaku usaha mikro di desa-desa, untuk subsidi benih, pupuk dan pestisida bagi petani, serta untuk subsidi solar dan pembelian mesin kapal bagi nelayan.