REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan jajaran pemerintahan untuk tidak alergi terhadap perubahan dan perbaikan yang bakal dilakukan pada pemerintahan mendatang.
"Jangan alergi terhadap perubahan dan perbaikan," katanya dalam Sidang Kabinet Paripurna Diperluas yang digelar di Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (16/10).
Menurut SBY, hampir pasti pemerintahan mendatang di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Joko Widodo akan melakukan perubahan dan perbaikan terhadap jajaran pemerintahan.
Bila itu terjadi, ujar dia, harus dipahami sebagai bagian dari kesinambungan karena dalam setiap peridoe pembangunan memang diwajibkan untuk melakukan evaluasi.
"Bila kita melakukan evaluasi dengan benar ada prestasi tetapi juga pasti ada kebelumberhasilan. Oleh karena itu, kita juga harus terbuka bahwa ada agenda yang sepenuhnya belum tercapai," katanya.
Presiden juga mengemukakan agar jajarannya tidak berkecil hati bila sudah berupaya sekuat tenaga masih belum ada yang tercapai.
Hal itu, ujar dia, karena pembangunan adalah proses jangka panjang dan berkelanjutan, di mana perubahan besar telah dilakukan pascakrisis 1998.
"Perubahan besar dikenal dengan nama reformasi dan demokratisasi tetapi lebih tepat ditambah dengan transformasi menuju negara maju di abad ke-21," katanya.
Presiden Yudhoyono mengingatkan target pada 2045 atau setelah 100 tahun kemerdekaan, Indonesia akan menjadi negara yang memiliki ekonomi yang kuat dan berkelanjutan, dengan budaya demokrasi yang maju.