REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bersedia disambut dengan upacara ala militer di Istana Negara usai pelantikan pada 20 Oktober mendatang. Upacara militer disiapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai acara pisah sambut mantan presiden dan presiden baru.
Deputi tim transisi Andi Widjajanto mengatakan, telah melakukan rapat khusus dengan pihak Istana untuk mendiskusikan upacara penyambutan ala militer.
"Sudah disepakati upacara militernya akan berlangsung singkat, paling lama 20 menit," kata Andi di rumah dinas Jokowi, Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/10).
Selanjutnya, kata dia, SBY akan memperkenalkan Jokowi kepada staf rumah tangga presiden yang setiap hari akan mendampingi mantan gubernur DKI Jakarta tersebut. Setelah acara selesai, SBY akan pulang ke rumah pribadinya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.
"Saya sudah sampaikan acaranya pada Pak Jokowi dan beliau tidak masalah dengan upacara militer. Perkiraan acaranya dari pukul 14.10 sampai 14.50 WIB," kata Andi.
Sebelumnya, juru bicara Presiden SBY, Julian Aldrin Pasha, mengatakan upacara militer di Istana akan melibatkan pasukan kehormatan yang berasal dari pasukan pengamanan presiden (paspampres). Upacara militer pisah sambut ini merupakan inisiatif dari SBY.
Selama ini, tidak pernah ada penyambutan dari mantan presiden sebelumnya pada presiden yang baru dilantik.