Kamis 16 Oct 2014 17:10 WIB
Pelantikan Jokowi

'Mau Ganti Presiden Dagangan Malah Enggak Laku'

Rep: c 07/ Red: Indah Wulandari
Pedagang melayani pembeli bahan makanan di Pasar Palmerah, Jakarta, Rabu (1/10).  ( Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang melayani pembeli bahan makanan di Pasar Palmerah, Jakarta, Rabu (1/10). ( Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Harga kebutuhan pokok melonjak hingga seratus persen karena keterbatasan produksi kala kemarau. Namun, beberapa pedagang di pasar tradisional Jakarta mengaitkannya dengan transisi pemerintahan Jokowi.

Pedagang di Pasar Waru, Jakarta Utara, Anton (37 tahun) mengeluhkan hal tersebut. "Bener-bener deh, padahal mau ganti presiden, tapi dagangan malah setengahnya saja gak laku terjual," katanya, Rabu (15/10).

Anton mengatakan, dua hari ini, dirinya merugi lantaran dagangan tidak pernah habis dijual. Bapak satu anak itu menuturkan, biasanya dalam sehari ia bisa menjual dagangannya berupa cabai, bawang, kentang, tomat dan lainnya hingga 1 kuintal.

Namun, sejak kenaikan harga, ia hanya mampu menjual sekitar 30 kilogram sampai 40 kilogram saja.

Bayu (20), salah satu pedagang di Pasar Koja juga mengungkapkan kenaikan harga cabai keriting sejak seminggu yang lalu. Akibatnya permintaan terhadap cabai keriting menurun.

"Omzet saya yang biasanya sehari dapat Rp 3 juta, sekarang setengahnya saja nggak dapat," ujarnya. Selain harga cabai, kata Bayu, kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah, tomat, jeruk nipis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement