REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) mengatakan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) pada tahun 2013, diketahui ada sekitar enam juta orang masyarakat Indonesia mengidap penyakit Hepatitis C.
"Jumlah penderita pengidap penyakit Hepatitis C berkisar lima hingga enam juta orang. Perbandingkan antara laki-laki dan perempuan sama, yakni 50:50," kata Ketua PPHI dr Rino A Gani, pada saat jumpa pers "Hepatitis C: Ayo Periksa, Sembuhkan Segera", di Siloam Hospitals Jakarta, Rabu (15/10).
Menurut dia, jika dilihat dari segi usia, mayoritas penderita penyakit Hepatitis C di Indonesia adalah usia produktif atau muda.
"Berdasarkan usia, saat ini tren penderita Hepatitis C usia muda itu lebih banyak. Ini diduga karena ada kaitannya dengan tren penggunaan narkoba jarum suntik di kalangan anak muda," kata dia.
Ia menjelaskan, berdasarkan data WHO pada tahun 2014 ini, diketahui bahwa sebanyak 25 persen dari kasus kanker hati dikarenakan Hepatitis C kronis yang tidak bisa diobati dan 80 persen pasien yang datang ke dokter sudah pada fase lanjut atau tidak dapat diobati.
Penyakit hati yang disebabkan Virus Hepatitis C ini, tambahnya, dapat mematikan jika tidak diobati dari awal karena tidak ada gejala awal dan tidak ada vaksinnya.
Oleh karena itu, pihaknya menyarankan agar masyarakat melakukan pemeriksaan ke rumah sakit guna pencegahan dini penyakit ini.
Sementara itu, Pakar Penatalaksanaan Hati Prof dr H Ali Sulaiman menuturkan penyakit ini tidak ditularkan melalui kontak fisik atau makanan namun bisa menular melalui kontak darah, selaput lendir, penerimaan produk darah yang tidak di-screening dan hubungan suami istri.
"Jumlah pengidap penyakit ini cukup banyak jumlahnya. Saya khawatir kalau tidak diobati maka pasien akan merusak sel hati," katanya.