REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN membuat semua sektor bebenah untuk saling mempersiapkan diri, tak terkecuali Kota Bandung. Alih-alih mempersiapkan diri menuju era pasar bebas, Kota Bandung berupaya memperkuat ekonomi warganya berbasis ekonomi kreatif.
Sebagai kota yang tersohor dengan industri kreatifnya tersebut, Kota Bandung masih memiliki pekerjaan rumah untuk terus mendukung sektor andalannya tersebut. Pasalnya, belum semua industri ekonomi kreatif yang terangkul pola pemasarannya. Sehingga, tak jarang mematikan ekonomi kreatif tersebut.
"Orang kreatif mah banyak tapi tidak banyak yang mampu jadi enterpreneur, jago bkin contoh tapi enggak jadi bisnis," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil usai meresmikan progran Klinik UKM Bandung di Gedung Pendopo, Rabu (15/10).
Pria yang disapa Emil itu mengungkapkan salah satu bentuk upaya pengembangan produk kreatif masyarakat Kota Bandung yakni melalui program klinik UKM Bandung tersebut. Pasalnya, dalam program Klinik UKM tersebut lebih menitik beratkan kepada permasalahan utama yang kerap dihadapi para UKM.
Melalui Klinik UKM tersebut para usaha UKM akan mendapat pendampingan mentoring serta pelatihan secara intensif dan penyeragaman oleh para pelaku usaha yang telah berhasil di bidangnya masing-masing. Diharapkan, melalui pendampingan tersebut, industri UKM Bandung terus tumbuh dan semakin meningkatkan perekonomian Kota Bandung.
"Saya suka sedih kalau ada orang kreatif tapi enggak bisa masarkan produknya, sebagai contoh banyak orang datang ke saya minta dibeli lukisannya, padahal itu produk bagus tapi mereka tidak tahu bagaimana memasarkannya, makanya bekerja sama dengan SBM-ITB kita ini, supaya mereka tahu cara berjualan sesuai standar pasar, baik nasional atau international, " kata Emil.
Emil melanjutkan melalui klinik ini juga diharapkan bisa membenahi dan memfasilitasi pengembangan usaha para pelaku usaha UKM tersebut. Sebab, para pelaku usaha selain diberi pengetahuan cara pemasaran juga diberi bekal mengenai pemodalannya.
"Kita bantu pelatihan permodalan dan penjualan, permodalannya sebagian kita konsolidasikan perbankan dengan jaminan Pemkot agar bunganya rendah," ujar dia.
Upaya lainnya lanjut Emil, yakni dengan menyediakan tempat khusus (tematik) untuk pemasaran produk-produk kreatif tersebut. Hal itu dilakukan agar dengan begitu memudahkan konsumen yang ingin mendapatkan produk kreatif Kota Bandung.
Oleh karenanya, dalam waktu dekat Pemerintah Kota Bandung akan menjadikan Pasar Kosambi sebagai salah satu tempat pemasaran produk kreatif Bandung.
"Pasar Kosambi akan kita jadikan pasar lifestyle anak muda dengan barang segala rupa, jadi cari barang yang Bandung banget ya ke Pasar Kosambi, mudah-mudahan semester awal tahun 2015 bisa launcing," tutur Emil.
Selain itu juga, mantan Dosen ITB menuturkan perlunya upaya dari pelaku ekonomi kreatif untuk pro aktif mengembangkan industrinya ke luar negeri. Sehingga kata dia, melalui upaya tersebut dia mengharapkan masyarakat Kota Bandung siap menghadapi MEA 2015.
"Anak-anak Bandung jangan hanya jago kandang, kita buktikan Bandung MEA paling siaplah, tidak hanya defensif tapi juga pro aktif keluar," ucapnya.
Sementara Klinik UKM Bandung juga saat ini sudah memiliki 72 peserta UKM baik dari sektor mode, kuliner, dan kerajinan yang berasal dari seluruh Kota Bandung. Sementara pada program Top 20 Produk Kreatif Bandung ada sekitar 50 UKM yang mewakili produk kreatif unggulan Bandung. Sehingga, jika di total ada sekitar 120 UKM dalam dua program tersebut.