Rabu 15 Oct 2014 12:41 WIB

Duh...Warga Jakut Masih Beli Air Pikulan dari Bogor

Rep: C07/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Pedagang air bersih di Jakarta (Ilustrasi)
Foto: Republika
Pedagang air bersih di Jakarta (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -  Sulitnya mendapatkan air bersih masih dirasakan warga yang tinggal di pinggiran Jakarta. Seperti di Jakarta Utara, sebagian warga masih ada yang membeli air bersih dari Bogor.

Air tersebut dijual pikulan oleh para penjual air pikulan, satu pikul terdiri dari dua dirigen yang berisi air bersih. Biasanya mereka berkeliling menggunakan gerobak sambil berteriak, "air, air..."

Ramin (60), salah satu penjual air di Cilincing, Jakarta Utara, sudah 20 tahun lebih berjualan air pikulan tersebut. Bermodalkan gerobak dengan isi delapan pikul air, ia berkeliling di perumahan sekitar kawasan itu.

Menurutnya, masih banyak permintaan air pikulan di daerah tersebut karena banyak pelanggannya yang tidak memasang air PAM sehingga membeli air Bogor untuk konsumsi minum. Selain itu, lanjut dia, ada juga beberapa warga yang sudah menggunakan air PAM, namun masih tetap membeli air bogor miliknya.

"Soalnya kata mereka, air PAM kadang keluarnya dikit, kalau dimasak kadang juga masih ada rasanya,"  ujar Pria asal Cirebon tersebut saat ditemui di kawasan Cilincing, Selasa (14/10).

Ramin menuturkan, setiap harinya ia bisa menjual 80 pikul air. Satu pikul ia jual seharga Rp 7 ribu. Sedangkan untuk membeli satu pikul air, ia bermodal Rp 5 ribu. Biasanya, lanjut bapak empat orang anak tersebut, air Bogor dibeli dari mobil tangki air. Adapun air satu tangki mobil tersebut dijual dengan harga Rp 500 ribu.

Nuraini (32), salah seorang pelanggan air pikul mengaku membeli air tersebut untuk kebutuhan memasak dan minum. "Belum pasang PAM jadinya beli air buat kebutuhan masak, kalau minum sudah pakai air galon, untuk kebutuhan mandi masih pakai air sumur," ucapnya.

Narti (47) juga mengungkapkan hal yang sama. Ia mengaku membeli air pikul lantaran tidak suka dengan air PAM yang masih ada rasa. "Rasanya agak aneh (Air PAM), jadi mending air pikul. Kalau beli air galon kadang boros juga, air Bogor lebih murah," ujarnya.

Bukan hanya di wilayah Cilincing saja yang masih menggunakan air pikulan. Di wilayah seperti Koja, Pademangan, Penjaringan, dan Tanjung Priok juga masih banyak yang membeli air pikulan tersebut.

Sekretaris Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta, M Dahlan mengatakan sulitnya mendapatkan air bersih di Jakarta Utara dikarenakan banyaknya kawasan industri. Sehingga, lanjut dia, sebagian besar alokasi air bersih lebih banyak digunakan oleh industri dibandingkan untuk kebutuhan rumah tangga.

"Apalagi dengan pembangunan tower-tower yang menggunakan tiang pancang, memutus saluran air bawah tanah," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement