Selasa 14 Oct 2014 17:50 WIB

Bertemu Jokowi, Ical Tertarik Gabung KIH?

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Mansyur Faqih
  Presiden terpilih Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan) usai melakukan pertemuan tertutup di Jakarta, Selasa (14/10). (Republika/ Tahta Aidilla)
Presiden terpilih Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan) usai melakukan pertemuan tertutup di Jakarta, Selasa (14/10). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) baru saja melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Meski sudah bertemu empat mata dengan Jokowi, Ical mengaku tak tertarik bergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

Ical mengibaratkan hubungannya dengan Jokowi bagai seorang sahabat yang saling memberi masukan. Untuk menjadi sahabat pemerintah, menurutnya, tak perlu bergabung dalam KIH.

"Seorang sahabat yang baik adalah yang bisa mengkritik, bukan yang memuji-muji," ujar mantan menteri koordinator bidang kesejahteraan rakyat tersebut usai pertemuan di Jakarta Pusat, Selasa (14/10).

Meski bertindak sebagai partai oposisi, lanjut Ical, Golkar tak akan menghambat apalagi menjegal Jokowi-JK. Sebaliknya, partai berlambang pohon beringin yang dipimpinnya akan mendukung pemerintah selama program yang dibuat berorientasi pada kesejahteraan rakyat. 

"Penjegalan dalam arti menjatuhkan pemerintah pasti tidak ada. Kalau berbeda pendapat mengenai satu porsi, ya kita tawarkan solusi," ucap dia.

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi menyatakan, menghormati keputusan Golkar yang tetap memilih setia pada KMP. Karena partai oposisi memang dibutuhkan untuk menjadi penyeimbang. 

"Menurut saya bagus untuk keseimbangan, check and balance, agar kita mengelola pemerintahan ada yang mengontrol dan mengawasi. Untuk manajemen kenegaraan itu bagus," kata presiden terpilih yang akan dilantik pada 20 Oktober tersebut.

Namun, Jokowi menyiratkan, KIH masih membuka pintu jika ternyata Golkar berubah pikiran mengenai koalisi. "Itu kan jawaban hari ini. Belum tentu besok sama," ucap pria yang masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement