Senin 13 Oct 2014 23:32 WIB

Tak Punya Aturan Emisi, Warga Jakarta Terus Terancam Hawa Panas

Rep: C74/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
  Kemacetan kendaraan di Jalan Jatinegara Barat, jakarta Timur, kamis (28/8). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Kemacetan kendaraan di Jalan Jatinegara Barat, jakarta Timur, kamis (28/8). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Suhu di Jakarta tembus 40 derajat celsius. Menurut Pengamat Perkotaan UI Hestu Prahara panas Jakarta  adalah fenomena yang bisa disebut urban heat.

Hanya saja hal ini sebelumnya tidak pernah diperbicangkan. Menurut Prahara belum ada kajian atau peraturan kota yang mengatur iklim.  "Dalam konteks iklim warga kota harus tahu kadar polusi, perubahan iklim, informasi tentang lingkungan di kota mereka, pemerintah harus memberitahu warganya tentang lingkungan hidup mereka," kata Hestu Prahara di Universitas Indonesia, Senin, (13/10).

Menurut Prahara pemerintah harus memberikan akses informasi kepada warganya. Jika warga mengetahui lingkungan mereka, warga akan sendirinya menjaga lingkungan. Menurut Prahara isu pemanasan global biasanya dikaitkan dengan daerah-daerah terpencil. Padahal, menurut Prahara, perkotaan paling merasakan akibat dari pemanasan global.

Akademisi Universitas Indonesia Febrian mengatakan panas Jakarta disebabkan tidak adanya peraturan yang jelas tentang emisi. Menurutnya isu perubahan iklim adalah isu yang sudah lama diperbincangkan. Febrian menyatakan konsep efek rumah kaca sudah lama diwacanakan.

"Dari dulu pemerintah sudah diperingatkan tapi sampai saat ini belum ada peraturan yang jelas," katanya saat ditemui di Universitas Indonesia, Senin (13/10).

Menurutnya Jakarta  tidak punya peraturan emisi yang tidak jelas. Menurutnya peraturan efek rumah kaca di Jakarta tidak pernah berjalan padahal sudah lama wacana tersebut didengungkan. Febrian menyatakan sampai saat ini saran yang diberikan oleh akademisi kepada pemerintah tentang pemanasan global belum diimplementasikan.

"Sampai sekarang tidak ada tindakan nyata untuk membuat perarutan tersebut," kata Febrian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement