REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum FPI Habib Muchsin Alatas menyatakan pihaknya tidak akan mengerahkan massa ke kawasan Senayan sewaktu acara pelantikan presiden tersebut. Bahkan, katanya, pihaknya sudah menyerukan hal ini kepada seluruh anggota agar tidak usah melakukan aksi unjuk rasa ke Senayan ketika ada sidang pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
''Silahkan saja, kami tak ikut-ikutan,'' katanya saat melakukan pertemuan dengan sejumlah anggota DPD RI, Senin (13/10).
Menyinggung mengenai desakan pembubaran FPI, Muchsin menegaskan silahkan saja itu diteriakan.Namun yang pasti membubarkan sebuah organisasi massa itu ada prosedurnya. Bahkan memang harus melalui sidang di pengadilan.
''Silahkan saja, kalau nanti dibubarkan maka pada saat ada putusan FPI dibubarkan maka kami akan bentuk FPI baru, misalnya Front Pencinta Islam. Nah, sebelum itu juga akan kami lihat seperti apa proses pengadilannya. Kalau tidak adil ya kami akan melawan.Kami ini memang anti liberalisme serta akan melawanan para anasir 'asing' dan 'aseng'. Kami ini setia pada NKRI, Pancasila, dan UUD 1945 yang asli,'' tegasnya.
Sebenarnya lanjut Muchsin, FPI akan bubar dengan sendirinya bila negeri ini sudah aman, adil, mandiri, dan makmur. Jadi bila negara belum sampai taraf itu maka FPI akan terus mengawal agar cita-cita bersama itu dapat tercapai.
''Sedangkan untuk soal bentrokan pada 3 Oktober lalu, kami sudah membuat tim investigasi. Ini untuk memastikan hal apa yang sebenarnya sudah terjadi. Ingat mobil kami dirusak, banyak anggota FPI yang cidera ditabrak sepada motor polisi. Kami kini malah merasa memang ada usaha atau skenario untuk membenturkan kami dengan polisi,'' kata Muchsin.