Senin 13 Oct 2014 21:43 WIB

Kabut Asap Sebabkan Cuaca Ekstrem di Sumsel

Rep: Maspril Aries/ Red: Hazliansyah
kebakaran lahan gambut (Ilustrasi)
Foto: Antara
kebakaran lahan gambut (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kini tengah berada dalam kondisi cuaca ekstrem. Kabut asap yang tebal terus menaungi udara kota Palembang hingga suhu di daerah ini sempat tercatat mencapai 37 derajat. Hal itu akibat kebakaran lahan yang semakin luas. 

“Jumlah titik api atau hot spot pada September 2014 terdapat 1957 titik api dan pada Oktober sebanyak 1657 titik api. Hot spot tersebut sebagian besar tersebar di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir seperti daerah Tulung Selapan, Pampangan dan Pedamaran. Daerah tersebut merupakan lahan gambut,” kata Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, Sigit Wibowo, dalam rapat penanggulangan asap, Senin (13/10) di kantor Gubernur Sumsel. 

Untuk mengatasi masalah tersebut, menurut Sigit Wibowo, Dinas Kehutanan telah melakukan berbagai upaya terkait pencegahan, dan mensosialisasikan masalah kebakaran hutan itu sendiri.

Sementara itu Asisten III Sekretaris Daerah (Sekda) Bidang Kesejahteraan Rakyat Ahmad Najib menyatakan, pemerintah Sumatera Selatan terus berupaya melakukan penanggulangan bencana kabut asap di sebagian wilayah Sumsel.

“Berbagai upaya sudah lakukan dan terus ditingkatkan untuk menanggulangi bencan kabut asap. Kita juga besok akan mengajak masyarakat untuk melakukan shalat istisqa atau shalat minta hujan yang akan dilaksanakan di halaman kantor Gubernur Sumsel,” ujar Ahmad Najib.

Untuk menanggulangi kabut asap di daerah ini Gubernur Sumatera Selatan telah menerbitkan Peraturan  Gubernur No. 609/KPTS/BPDB-SS/2014 tentang penanggulangan tanggap darurat asap akbibat kebakaran lahan.

BPBD Sumsel sampai saat ini telah mendirikan berapa posko pemadaman darat yang melibatkan 400 personel TNI, pasukan Manggala Agni sebanyak 240 orang, BPBD sebanyak 75 orang, Polhut 65 orang dan anggota Polri 315 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement