REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar pendidikan, Arief Rahman mengaku sangat prihatin atas terjadinya kasus kekerasan yang melibatkan anak sekolah dasar di Bukittinggi, Sumatra Barat belum lama ini. Menurutnya, kondisi itu terjadi lantaran minimnya pengawasan sekolah. Akibatnyakasus-kasus seperti ini masih terulang.
Meski demikian, pria 72 tahun ini mengaku tidak bisa menghilangkan kegiatan bullying di sekolah. Pasalnya, Arief menjelaskan, prilaku negatif tersebut sudah ada sejak zaman dulu. "Yang bisa kita lakukan kini adalah mengendalikannya," ungkap Arief kepada ROL, Ahad (12/10).
Pria yang kini menjadi duta UNESCO itu mengatakan,l sudah seharusnya sekolah memberikan penyuluhan tentang keburukan bullying. Selain itu, sekolah juga seharusnya memberikan kegiatan tambahan seperti kesenian atau olah raga agar kesibukan siswa bertambah dengan kegiatan yang positif.
Tak hanya itu, Arief juga menjelaskan jika pengawasan terhadap siswa pelaku bullying harus dilakukan juga di rumah. Pasalnya, orangtua memiliki kewajiban untuk menjaga agar anaknya tidak terkena pengaruh buruk dari lingkungan.