Ahad 12 Oct 2014 17:38 WIB

Ini Video Murid SD Dihajar Temannya di Bukittinggi

Video pemukulan murid SD di Bukittinggi beredar
Foto: youtube
Video pemukulan murid SD di Bukittinggi beredar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus kekerasan di lingkungan sekolah kembali terjadi. Kali ini, publik dihebohkan dengan beredarnya sebuah rekaman video berisi 'pengeroyokan' seorang siswi murid SD di Bukittinggi, Sumantra Barat, oleh teman-teman sekelasnya.

Video kekerasan itu beredar di jejaring sosial Youtube, dengan durasi sepanjang 1 menit 52 detik. Dalam video yang diambil melalui ponsel salah satu murid, terlihat seorang siswi berdiri di pojok kelas dalam posisi mempertahankan diri dari serangan teman-temannya.

Siswi itu awalnya dikerubuti oleh dua anak lelaki dan seorang anak perempuan. Kemudian salah seorang anak lelaki mulai menyerang dengan tendangan berputar. Awalnya terlihat serangan seperti sedang bercanda. Kemudian seorang siswi yang berada di dekat korban juga melancarkan tendangan.

Namun setelah itu beberapa siswa ikut menyerang korban, kali ini dengan lebih kasar. Dalam video itu terlihat salah seorang siswa sempat mengambil ancang-ancang dari jarak agak jauh dan menendang korban sambil meloncat. Bahkan ada juga siswa yang melancarkan pukulan secara bertubi-tubi ke arah pundak dan kepala korban.

Meski suasana di kelas saat itu sedang ramai, namun tidak ada satu siswa pun yang berusaha menghentikan aksi kekerasan tersebut. Bahkan meski korban sudah menangis meminta agar tidak dipukul lagi, tetapi teman-temannya tidak menghiraukan.

Justru sayup-sayup terdengar suara salah seorang siswa yang menganjurkan untuk terus melakukan pemukulan terhadap korban. Korban pun tidak berdaya dan hanya berdiri di pojok kelas sambil menangis, dan mencoba menghalau pukulan dan tendangan dari teman-temannya.

Tanpa menyadari perbuatan mereka melanggar hukum, para pelaku pemukulan terlihat bangga dan mereka sempat tersenyum ke arah kamera usai memukul korban.

Kasus pemukulan ini diduga terjadi di SD Yayasan Pewari Bukittinggi pada 30 September lalu. Diduga kasus tersebut terjadi saat pelajaran Agama dan ketika guru yang mengajar tidak berada di kelas. Pemkot Bukittinggi menegaskan akan segera memanggil pihak sekolah untuk meminta penjelasan atas kasus tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement