REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga pengguna bus transjakarta menuntut pengelola moda transportasi darat melakukan peremajaan armada karena sejumlah unit berada dalam kondisi tua dan tak layak lagi dioperasikan.
"Bagaimana mau rasa nyaman kalau dikebut seperti atapnya mau runtuh. Bunyi bodi kendaraan tak karuan seperti mau copot pruk..prak..pruk..prak," kata Renny (36) seorang karyawan bank yang naik bus transjakarta dari halte Pasar Baru menuju Harmoni, di Jakarta, Ahad (12/10).
Menurut dia menjadi hak konsumen mendapatkan transportasi yang aman dan nyaman setelah membayar karcis di halte tanpa harus dibeda-bedakan dengan rute lainnya.
Dia mencontohkan rute Harmoni menuju Blok M, rata-rata armada bus transjakarta masih baik, bodi kendaraan masih mulus, pendingin kabin jalan, dan bila dikebut kencang penumpang masih terasa nyaman karena tidak terdengar bunyi-bunyi yang mengganggu.
"Semestinya tidak ada perbedaan pengoperasian armada di masing-masing koridor. Kan semua penumpang membayar tiket yang sama Rp3.500 sehingga armada yang dioperasikan juga harus sama amannya dan nyamannya," ujarnya.
Lain lagi dengan Hardiyanto (27), karyawan toko mengatakan peremajaan bus transjakarta mendesak dilakukan karena sejak beroperasi 2004 masih ada yang digunakan mengangkut penumpang.
"Mungkin saja ada yang sudah berumur 10 tahun tapi masih dioperasikan. Tapi terlepas dari itu, warga kota berharap secepatnyalah ada peremajaan armada. Apalagi perannya sangat besar untuk mobilisasi warga dari satu titik ke titik lainnya," harapnya.
Sementara itu terpantau selain jurusan Harmoni-Pasar Baru, jurusan lainnya menuju PGC, Kalideres dan Pulo Gadung masih menggunakan bus yang fisiknya tidak aman dan nyaman.