Ahad 12 Oct 2014 08:34 WIB

Paceklik Ikan, Nelayan Sukabumi Terpaksa Kerja Serabutan

Rep: Riga Iman/ Red: Bayu Hermawan
Seorang nelayan, Rosid (31) mengisi waktu luang dengan menjahit jaring di kapalnya yang berlabuh di Pantai Utara kawasan Eretan, Indramayu, Selasa (26/8)(Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang nelayan, Rosid (31) mengisi waktu luang dengan menjahit jaring di kapalnya yang berlabuh di Pantai Utara kawasan Eretan, Indramayu, Selasa (26/8)(Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Musim paceklik ikan masih dialami oleh para nelayan di Selatan Kabupaten Sukabumi. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, banyak nelayan yang akhirnya bekerja serabutan menjadi tukan ojek hingga kuli bangunan.

"Untuk bertahan hidup, sebagian nelayan memang kerja serabutan," ujar Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi, Ujang Supriatin.

Menurutnya para nelayan tersebut sejak beberapa bulan ini memang tidak melaut. Sebab hasil tangkapan ikan saat ini berkurang dibandingkan sebelumnya. Hal ini dikarenakan faktor angin selatan yang menyebabkan ikan sulit diperoleh.

Terlebih menurutnya sebagian besar nelayan Sukabumi menggunakan kapal tradisional untuk mencari ikan. Misalnya perahu conkreng, paying, da beleketek. Sehingga ketika terjadi cuaca buruk di tengah laut, maka nelayan tidak bisa menjalankan akivitasnya.

Ujang melanjutkan para nelayan  berharap pemerintah memperhatikan nasib nelayan di musim paceklik ikan. Salah satunya dengan memberikan bantuan saranan perikanan tangkap. Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sukabumi Abdul Kodir menambahkan, saat ini memang masih musim paceklik ikan bagi nelayan.

Namun pada musim tersebut DKP tidak mengalokasikan anggaran khusus untuk membantu nelayan.Ditambahkan Kodir, pemberian bantuan biasanya dilakukan Dinas Sosial (Dinsos). Hal tersebut misalnya dilakukan pada musim paceklik 2013 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement